Memahami BURNOUT dan WORK FATIGUE (Menjaga energi dan sinergi agar konsisten juga resilien)



👋👋👊 Hallo sahabat blog Dua Jendela, pernahkah kalian merasakan hal-hal berikut saat bekerja atau berkarya ??

  • Merasa sebal dengan hal yang dikerjakan
  • Takut dan malas ketemu hari senin
  • Merasa mudah capek dan susah gawe
  • Semakin sensi dan menarik diri dari sekitar
 
Sumber gambar : suarausu.or.id

===================================================




Jika mayoritas "Iya", bisa jadi kamu sedang berisiko BURNOUT.

-----------------------------------------------------

Apa itu Burnout ???

Burnout merupakan kondisi kelelahan fisik, mental dan emosional yang terjadi secara berkepanjangan dalam menjalani pekerjaan atau rutinitas tertentu. 

Burnout memiliki 3 ciri umum yang bisa kita sadari, yaitu :

  • Energi yang nggak kunjung terisi walau sudah istirahat
  • Berkurangnya antusiasme dan produktivitas dalam kerjaan/aktivitas tertentu
  • Muculnya sinisme dan pikiran negatif akan hal-hal yang sebenarnya disuka (*Bisa beda-beda intensitas)



  1. > Nooh ah !!!!!
  2. > Kayaknya..kayaknya...
  3. > Gak suka sama tuh orang..
  4. > Apaan nih..
  • Resign apa ya ???

===================================================




Sumber gambar : www.healthline.com


Penyebab utama terjadinya Burnout adalah tekanan/stres pekerjaan yang nggak terselesaikan (*terlepas penyelesaiannya bisa kita kendalikan atau tidak).

  • Ekspektasi diri yang berlebih (*saat ini)
  • Rutinitas kerja yang terlalu dinamis atau malah monoton
  • Kurangnya waktu istirahat
  • Ketidakcocokn dengan rekan kerja
  • Beban kerja berlebih terus menerus
  • Sistem/lingkungan kerja toxic bagumu




===================================================

Sedikit banyak, Burnout akan memberika dampak negatif bagi kondisi fisik dan psikis kita.




FISIK :

  • Kepala terasa berat
  • Sulit tidur (insomnia) atau malah ngantuk terus
  • Imun menurun dan mudah sakit
  • Letih berkepanjangan
  • Mengalami psikosomatis




PSIKIS

  • Mudah emosi
  • Merasa kesepian
  • Malas bertemu orang
  • Demotivasi
  • Merasa gagal
  • Merasa terjebak (tapi gabisa berbuat apa-apa)




===================================================

Akibatnya, performa diri kita jadi tidak maksimal dan mempengaruhi proses maupun hasil yang didapat (baik individu atau team).

  • Waduh kayaknya aku lagi BURNOUT deh...
  • Sebenernya, Burnout itu termasuk gangguan jiwa gak sih ??




===================================================

~ Burnout dapat dikategorikan sebagai fenomena atau sindiran dalam bekerja atau "occupational phonemenon", tetapi burnout bukanlah gangguan kejiwaan. (Who, 2019).

~ Tetapi, jika dibiarkan dan nggak dihadapi, burnout dapat  meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan mental seperti : 

  1. depresi
  2. gangguan kecemasan dan lainnya
  3. Walaupun semua penyebabnya bisa kita kendalikan, kita tetap perlu berupaya mencari jalan keluar.




===================================================

Berikut adalah beberapa tips menghadapi Burnout

1. Mengambil cukup waktu untuk istirahat dan hiburan

2. Bersikap asertif tapi seperlunya sama orang yang kita nggak cocok

3. Mencari support system

4. Memiliki aktivitas lain di luar rutinitas kerja

5. Jika memungkinkan mengundurkan diri dari tempat kerja sekarang (apabila sistem kerjanya toxic)

 

___Epilog__


Lelah dalam beraktivitas rutin adalah hal yang wajar. Tetapi, lain halnya kalau kamu merasa lelah secara terus menerus setiap harinya. Bisa jadi, kamu sedang mengalami risiko burnout yang tinggi.

Burnout itu beda dengan stres biasa. Seseorang bisa mengalami burnout akibat adanya stresor/masalah yang terlalu sulit untuk ia hadapi dan selesaikan, terlebih untuk penyebab yang tidak bisa ia kendalikan sepenuhnya.

Menghadapi dan menyelesaikan periode burnout memang tidak bisa dilakukan secara instan (kejadiannya pun bisa terbentuk lama sekali). Memang tidak mudah bagi siapapun (kalo mudah, jadinya stres biasa dong wkwkwk). 




Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran untuk bisa mengenali penyebab juga meringankan dampak buruk dari burnout tersebut. Menyadari risiko kebakaran itu ada dan nyata, bertahan hidup berdampingan dengannya ketika muncul sembari meminimalisasi akibat yang berdatangan, hingga akhirnya kita benar" lepas. This too shall pass.

Apakah kamu pernah punya pengalaman burnout (atau terduga burnout)? Silahkan komen yaaah. 




Referensi :

[1] APA. 2020. Speaking of Psychology: Why we’re burned out and what to do about it, with Christina Maslach, PhD
https://www.apa.org/news/podcasts/speaking-of-psychology/burnout, diakses Maret 2022

[2] Maslach, C. and Leiter, M.P., 2016. Understanding the burnout experience: recent research and its implications for psychiatry. World psychiatry, 15(2), pp.103-111.

[3] Scott, E. 2020. Burnout Symptoms and Treatment. https://www.verywellmind.com/stress-and-burnout-symptoms-and-causes-3144516, diakses Maret 2022.

[4] WHO. 2019. Burn-out an "occupational phenomenon": International Classification of Diseases
https://www.who.int/news/item/28-05-2019-burn-out-an-occupational-phenomenon-international-classification-of-diseases, direakses Maret 2022.
 



 6. Mencoba mencari lingkungan kerja/aktivitas yang lebih sehat dan sesuai.

 Burnout bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja, terlepas dari jenis pekerjaanya.

Hal ini wajar terjadi beberapa saat selama kita melakukan rutinitas. Akan tetapi, penting bagi kita untuk bisa (mengantisipasinya) agar diri nggak "terbakar habis". 

Sumber : @Wantja







Post a Comment

0 Comments

Comments