Siang yang menjadi
jelas,
Tak kala mendung
bersembunyi,
Aku menatap awan,
Tidak lagi menangis
seperti dulu lagi,
----
Aku melihat layar,
Saat ku baca,
Ada kamu memberi sebuah
pesan,
Aku membalas dengan tambahan kesan,
-----
Seteguk itu..
Telah menjadi sama,
Menghabiskan warna
dan aroma penuh cerita,
Ku kira aku yang
dilanda kering,
Ternyata dahaga
kita merasa juga,
----
Seteguk itu,
Menjadi ingatan
esok atau lusa,
Bahwa aku..
Aku meneguknya di
jam dua,
Dalam pesanmu yang
juga kuterima,
Seteguk itu,
Rupanya menjadi
obat mata,
Menahan kantuk juga senyum terkesima.
"Predikat dengan kata yang sama, dalam satu waktu diutarakan. Tanpa janjian dan tanpa perencanaan. Mungkin ini yang dinamakan suara dan pikiran dalam gelombang & frekuensi yang sama. Lagi-lagi ini membuatku tersenyum tanpa ingin ditukar dengan perasaan apapun."
0 Comments