EPISODE 4
Langit cerah bersama lekat awan yang mengelilinginya, Greta dengan percaya diri berteriak didepan pintu rumah nya,
"Semesta milikku."
Naira yang disampingnya sontak membalas,
"hari ini adalah hariku." (Dua gadis itu berjalan dengan penuh semangat dan percaya diri).
-----
Setelah selesai interview, muka mereka berubah 180 derajat. Yang tadinya semangat dan percaya diri, kini nampak lemas dan tak lagi menunjukan antusiasisme seperti di awal (sebelum pergi untuk interview).
"Ra, gimana tadi?" dengan nada lemas dan tatapan kosong.
"Gimana yaa, ko rasanya otakku kosong. Apa yang dipelajari pun seketika hilang."
"Sama Raaaa"
mereka berpelukan (saling menguatkan) didepan pintu kaca dengan muka masam. Pelukan itu tidak berlangsung lama, sebab suara lembut seorang Pria tiba-tiba terdengar dan tentu saja membuat mereka kaget.
"Permisi non, ini jalanan umum kalau mau pelukan (persahabatan), Boleh minggir sedikit"
dengan nada berhati-hati dan senyuman tipis. Greta spontan melepaskan pelukan tersebut, dan tersadar. Sepertinya dia mengenal wajah yang ada di hadapannya itu, ya itu Arya Bima atau biasa dipanggil Bima.
"Bi--ma.. !!!!" Greta melepas suara dengan nada tinggi dan penuh keheranan. Hingga membuat orang disekitarnya menoleh.
"Maaf,... Greta Anastsya bukan ya?", (Balas bisa mencoba menebak-nebak orang yang menyebut namanya barusan).
"Lah iya, beneran si Bima. Makin berubah aja kamu ya" menepuk bahu Bima.
"Ah bener si Greta ini. Minggir yuk, masa iya di tengah jalan kita ngobrolnya"
Greta tak sadar bahwa Naira disampingnya nampak kebingungan. Karena dia tak mengenal Bima. Bima adalah teman SMK Greta.
"Bim, lu kerja disini atau lagi interview juga?" dengan nada penasaran.
"Kerja Ta, ini temen lu Ta?" menunjuk Naira sambil tersenyum kecil. Naira pun membalas dengan senyum yang lebih ramah, dan hati yang cukup gugup.
"Hai gue Bima, nama lu siapa?" Bima mengulurkan tangannya pada Naira.
"Naira..., salam kenal" balas menjabat tangan Bima.
"Ta, punya temen semanis ini lu simpen diem-diem bae"
Sanggah Bima dengan nada bercanda dan jurus rayuan andalannya. Naira menundukan kepala karena malu.
"Ga usah godain sahabat gue, gue jitak lu"
"Naira suka makan es cream gak? Kalau Greta sukanya Es Kenong" sambil melirik ke Greta dengan jail-nya.
"Suka ko" tersenyum.
"Duhhh jangan banyak senyum Ra", Greta menyarankan , agar Bima tidak melangit alias ke-PD-an.
"Ayo ke MCD aja kalau gitu" Greta lekas menarik tangan Naira dan Bima.
"Ta, gabisa ikut. Gua masih jam kantor. Gue minta nomor HP lu sama kamu juga ya Nai. Next time, gue bisa ajak kalian berdua makan bareng sambil ngobrol lama-lama deh :)"
Greta dan Naira pun memberikan nomor HP kepada Bima lalu bergegeas pamit & pergi.
----
Mereka berdua masuk kedalam Restoran yang ramai pengunjung, hingga didepan kasir Naira masih tersenyum mengingat perkenalan singkat tersebut hingga akhirnya tersentak oleh sikutan Greta.
"Kamu mau Mcflurry Oreo atau Milo?"
"Oreo" jawab Naira.
Ketika mereka mendapatkan pesanan yang sudah diorder sebelumnya, Greta buru-buru membawa minuman tersebut ke tempat duduk yang letaknya ada di sudut ruangan restaurant. Raut muka sebal nampak di perlihatkan Greta saat mengambil posisi duduk.
"Duh kenapa ya, dunia tuh sempit banget sampai harus ketemu Playboy kaleng-kaleng itu?" membicarakan pria berkumis tipis (si Bima) sembari membersihkan meja denga tisu yang di depannya persis ada minuman dingin masih berembun (butiran es).
"Maksud kamu Bima" duduk dan meletakan tas nya di belakang kursi.
"Iya..!!, kamu harus hati-hati sama dia ya Ra" Greta menasehati Naiara sambil memakan Es Cream.
"Kayaknya, aku malah seneng deh ketemu dia. Eeemmmm, Maksudnya bisa dapet temen baru gitu" tertawa ringan (menyembunyikan perasaan aneh pada Bima).
Greta menepuk jidatnya, dan merasa putus asa akan jawaban temennya ini.
----
---BERSAMBUNG---
(episode 4)
0 Comments