IOC menyatakan penangguhan itu tidak berdampak pada potensi kedua negara untuk berkompetisi sebagai tim netral di Olimpiade Paris 2024. (Foto: Insiden The Games)/www.ligaolahraga.com |
- Kita ke kontroversi selanjutnya yaitu 'netralitas palsu dalam olimpiade Paris 2024'.
Jadi sebelum Olimpiade Paris 2024 ini, pada Oktober 2023 lalu baik Rusia maupun Belarusia sudah diberikan pernyataan kalau mereka tidak diperbolehkan mengirim atlet akibat dari perang atau invasi mereka ke Ukraina. Hal ini dinyatakan oleh IOC (International Olympic Committee) atau Komite Olimpiade internasional.
Belarusia di saat itu juga disanksi seperti Rusia, soalnya mereka turut serta membantu Rusia untuk menyerang Ukraina. Nah lebih spesifik lagi IOC di saat itu hanya membatasi maksimal 55 atlet Rusia dan 28 atlet Belarusia di Olimpiade Paris. Dan para atlet dari kedua negara tersebut hanya diperbolehkan turut serta sebagai atlet Netral. Singkatnya mereka enggak akan diizinkan untuk berparade dalam upacara pembukaan dan jika mereka memenangkan medali, lagu kebangsaan mereka tidak akan dikumandangkan dan bendera nasional mereka tidak boleh dikibarkan.
Ini sih udah kacau banget ya, berani juga gitu ya Prancis memperlakukan hal kayak gini buat Rusia. Waduh seram banget gitu, ngeri-ngeri sedap kalau tiba-tiba dilepasin nuklir gitu kan. 💣
Lalu pada akhirnya IOC itu mengundang 36 atlet Rusia dan 24 atlet Belarusia saat bertanding di Olimpiade Paris dengan status Netral. Dari undangan tersebut Rusia hanya mengirimkan 15 atlet, sementara Belarusia hanya mengirimkan 17 atlet.
Dari sini teman-teman kebayang ya, negara yang sebenarnya atletnya bagus-bagus banyak banget gitu, apalagi atlet combat sport-nya, petinju, petarung MMA, fighternya kan pada bagus-bagus Rusia tapi hanya mengirimkan 15 atlet. Sementara Belarusia yang seharusnya kapasitasnya lebih kecil malah mengirimkan lebih dua orang dibandingkan Rusia yaitu sebanyak 17 atlet.
Foto: Kontingen Palestina mengikuti defie dengan menaiki kapal menyusuri sungai Seine jauh 6 km saat Pembukaan Olimpiade 2024 di Paris, Prancis, Jumat (26/7/2024). (Michael Reaves/Pool Photo via AP)/www.cnbcindonesia.com |
Tapi di sisi lain, ternyata IOC ini cuma memberikan sanksi kepada Rusia dan Belarusia aja atas dasar perang. Sementara Is***l yang sedang melakukan genosida itu nggak diberikan sanksi yang sama oleh IOC. Menteri luar negeri Rusia "Sergey Lavrov" mengkritik dan meminta supaya Is***l juga terut diberikan sanksi dan pernyataan ini enggak cuma datang dari Rusia, tapi pihak Palestina juga meminta Is***l didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024.
Pihak Palestina di saat itu pada tanggal 22 Juli tahun 2024, itu menyatakan kalau Is***l ini melanggar piagam Olimpiade dengan meluncurkan serangan ke jalur Gaza sejak 2023. Dan Is***l juga melanggar statuta FIFA dengan melanggar prinsip hak asasi manusia dan non-diskriminasi.
Pihak Palestina melaporkan serangan Is***l ke Gaza telah menghilangkan nyawa sekitar 400 atlet Palestina dan menghancurkan banyak fasilitas olahraga di Gaza dan dikatakan juga oleh pihak Palestina bahwa atlet-atlet Palestina yang ada khususnya di Gaza tidak bisa melakukan perjalanan dengan aman dan telah mengalami kerugian yang signifikan gara-gara konflik yang masih berlangsung. Meskipun sudah diprotes habis-habisan dengan bukti yang ada presiden komite ole Olimpiade internasional alias IOC tetap menegaskan pihaknya tidak mungkin memberikan sanksi kepada Is***l atas operasi yang ada di Gaza dan membolehkan Is***l berpartisipasi dengan alasan yang enggak jelas.
Jadi kebijakan yang beda total dengan kebijakan yang diterapkan kepada Rusia serta Belarusia ini membuat orang-orang merasa aneh dengan Prancis, "benar-benar memiliki standar ganda". Bahkan sikap pilih kasih dari Prancis ini sangat amat terlihat ketika pemerintahan Prancis memberikan penjagaan ketat selama 24 jam terhadap atlet-atlet Is***l yang bakal bertanding di Olimpiade 2024, karena mereka sadar nggak cuma negara lain saja doang yang bisa menyerang para atlet asal Is***l.
Warga negara mereka sendiri pun juga bisa menyerang para atlet tersebut gara-gara konflik yang sedang berlangsung. Makanya mereka dijaga ketat.
Tapi di sisi lain nih geng dikatakan kalau Palestina akhirnya mengirimkan 8 (delapan) atlet mereka untuk berpartisipasi dalam olimpiade 2024 di Paris tersebut. Bahkan setelah apa yang terjadi dengan mereka di wilayah Jalur Gaza, mereka tetap teguh bisa mengirimkan para atlet walaupun ya dengan kondisi seadanya. Dan perjuangan para atlet ini untuk bisa menuju ke Paris juga enggak mudah, bahkan sebenarnya cuma ada 1 (satu) dari 8 (delapan) atlet Palestina yang akan berlaga di Olimpiade tahun ini yang bisa lolos berdasarkan kriteria resmi.
Sementara 7 (tujuh) lainnya menerima undangan khusus dari komite Olimpiade internasional atau IOC. Kehadiran mereka menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran publik akan genosida yang terjadi di tanah mereka serta kehadiran mereka yang "melambaikan bendera Palestina" bahkan juga turut disambut gembira oleh para pendukung mereka dan juga warga Paris yang menyaksikan acara seremonial pembukaan Olimpiade 2024 tersebut.
Karena hal ini pihak Rusia tuh marah ya gara-gara 'kok standar ganda gitu, kok berat sebelah' dengan keputusan pihak komite nasional Olimpiade yang nge-ban mereka sama Belarusia untuk berpartisipasi di Olimpiade Paris 2024. Jadi Rusia yang mulai geram banget (para pejabatnya) membuat pejabat-pejabat Prancis jadi panik, yang mana para pejabat Prancis ini kemudian selama berbulan-bulan nih membuat sebuah peringatan bahwa mereka takut kemungkinan besar bakal ada kampanye disinformasi alias kampanye hitam yang dilakukan oleh Rusia untuk merusak Olimpiade Paris, katanya.
Hal ini ditambah menjelang beberapa hari sebelum acara pembukaan Olimpiade Paris yaitu sebelum hari Jumat tanggal 26 Juli tahun 2024, sempat viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan kalau ada sosok Hamas katanya ya yang akan mengancam melakukan kekerasan ketika Olimpiade Paris berlangsung. Hal itu dianggap oleh pemerintah Prancis adalah ulah dari Rusia yang ingin memperkeruh keadaan katanya dan ternyata setelah diselidiki lebih lanjut oleh pihak BBC, video anggota Hamas yang mengancam tersebut adalah palsu dan semakin makin nih Rusia dituduh kalau merekalah pelakunya.
- Kenapa bisa ketahuan kalau video itu palsu ?
Ternyata setelah dicek videonya dan dibandingkan dengan video-video Hamas lainnya, ternyata itu jauh banget. Mulai dari cara bahasa Arabnya, sampai enggak pakai ikat kepala kayak Hamas yang sebenarnya. Pokoknya banyak banget ciri-cirinya yang berbeda.
Dan setelah diteliti oleh pusat analisis ancaman Microsoft, ternyata ada kemungkinan besar bahwa video tersebut merupakan propaganda dari kelompok Rusia yang mereka sebut sebagai "Storm 1516". Nah itu adalah sebuah apa kampanye hitam alias Rusia ini pengen ngerjain Prancis dan tujuan dari kelompok ini adalah untuk melemahkan dukungan barat terhadap penyediaan senjata dan bantuan untuk Ukraina. Namun kadang-kadang mereka juga meluncurkan operasi untuk menguatkan pengaruh Rusia seperti mendiskreditkan tokoh-tokoh oposisi dalam negeri dan dalam kasus ini, itu termasuk menyebarkan ketakutan di Olimpiade Paris 2024.
Lalu seorang Profesor dari bidang studi Rusia di Institut geopolitik Prancis, yang bernama Kevin limonier juga bilang bahwa gangguan terhadap Olimpiade ini bertujuan untuk menargetkan Prancis yang merupakan kekuatan diplomatik dan militer yang berperan penting mendukung Ukraina dan itu bukan kali pertama Rusia melakukan hal kayak gini ternyata.
Jadi udah sering banget gitu Rusia ngerjain Prancis dan Rusia juga pernah bikin film menggunakan narasi palsu yang seolah-olah dibawakan oleh aktor Tom Cruise yang ternyata direkayasa menggunakan Ai. Dan ini cukup bikin Prancis jadi panik. Terus ada juga film lain yang dibuat dengan merekayasa sosok Elon Musk juga dengan menggunakan Ai. Ppokoknya semua yang dilakukan oleh Rusia itu bikin Prancis panik dan semua itu memang sengaja dibuat untuk propaganda.
Wah gila ada-ada aja ya..😳
Nah itu adalah kontroversi kedua. Sekarang kita masuk ke dalam kontroversi ketiga yaitu :
BACA BERIKUTNYA :
0 Comments