Anomali Dimensi Nyata

 Anomali Dimensi




Aku melihat sebuah dunia yang tak berlatar.
Banyak benih yang terkubur namun tidak mendapatkan sinar.
Lambungku jauh dari tempat tidur:
hidupku memiliki kecenderungan untuk jatuh ketika sadar.
Aku merobek kertas pada bab kematian.
Terlalu banyak hal yang kurencanakan namun sama sekali tak bisa
kuwujudkan.

Aku tidak mau kepergian yang meninggalkan urusan.
Aku harap waktu memiliki belas kasihan.
Jarum jam berhenti di pukul tiga.
Ainul hayat itu berada di sebuah tempat di mana terbit dan tenggelamnya pusat tata surya.
Kegelapan mengitarinya; Setan-setan memperebutkannya.
Bulan memantulkan cahaya dengan daya tarik yang kuat.
Sudut kemiringan bumi stagnan pada dua puluh tiga koma lima derajat.


Bulan tidak pernah pergi;
Bintang tidak pernah lelah;
Itu hanya bumi yang senang menari-nari-berputar-dan selalu berganti wajah.
Ke mana kesadaran manusia saat jiwanya terpenjara? Di mana cinta berada saat dunia sedang mati rasa?


Sial, hidungku mengalirkan tinta;
kereta tiba lebih cepat dari rencana;
Kekasihku kubawa;
Bekalku hanyalah cinta;
Aku menutup buku dan kuharapkan seseorang akan meneruskannya.

by : Zhafir Akalanka

------------

Post a Comment

0 Comments

Comments