pict by Kumparan |
~ Hari itu, rabu 10 Januari 2024, berbekal kesiapan, dan cuaca pagi yang cukup dingin di Jakarta. Seorang anak perempuan yang selanjutnya kita sapa dengan "Senja" melangkahkah kaki dengan diiringi do'a dan beribu harapan menuju ke Kembangan. Tidur malam yang tidaklah nyenyak untuk mempersiapkan segala kemungkinan esok harinya, menjadi faktor utama dari "kegelisahannya".
------------------
Catatan Rabu, 10 Januari 2024
Hari dimana waktu yang di nanti tiba, Senja bangun lebih pagi daripada biasanya. Menunaikan shalat subuh dan berdo'a tak pernah lelah atau rapuh, semua dilakukannya dengan baik hingga detik itu tiba.
- BERANGKAT
Jam 7.45 menit, atau jam 8 kurang 15, Senja bergegas turun menuju gang besar di daerah tempat ia tinggal. Awalnya akan diantar dengan motor menuju ke halte terdekat, tapi terkendala waktu dan kondisi sang Adik yang tidak enak badan, akhirnya Senja memutuskan untuk berjalan saja.
Jarak tempuh dari dia tinggal ke halte bus tidaklah jauh, tapi bisa dikatakan lumayan menguras tenaga. Bukan masalah rumit baginya, terutama ia selalu punya pemikiran bahwa "berjalan adalah tabungan jantungnya". Kurang lebih 12 menit berjalan, dia sampai ke halte yang dituju. Menunggu lampu hijau pejalan kaki menunjukan detiknya, ia menyebrang dengan cepat dan penuh percaya diri melewati jalanan untuk bisa ke lokasi halte.
Pagi itu, cuaca sangat dingin, karena memang di Ibu kota sedang sering diguyur hujan. Senja yang sudah sampai, langsung masuk ke gate dengan menempelkan kartu KMT ke mesin tapping. Lalu, untuk pertama kali menuju lokasi baru, ia bertanya kepada petugas yang sedang berjaga di halte tersebut.
Halte Glodok, sebuah halte baru yang tadinya berada di kanan jalan, sekarang berpindah atau dikatakan bergeser sedikit ke sisi kiri jalan tepat menghadap gedung harco elektronik.
- MENAIKI BUS
Senja dan petugas yang berperawakan masih muda ini terus mengobrol, dan saling mencari rute terbaik untuk menuju ke lokasi yang dimaksud. Senja adalah anak yang penuh perhitungan dan perhatian akan semua hal kecil. Semalaman ia mencari rute dan estimasi lamanya untuk pergi ke tempat baru tanpa menyia-nyiakan waktu yang ada.
Petugas muda itu, dengan teliti dan penuh kehati-hatian memberikan arahan kepada Senja, walaupun tidak seratus persen yakin bisa sampai kesana karena perubahan rute yang belakangan banyak menjadi faktor kesesuaian laju bus.
Senja terus merapalkan apa yang petugas muda itu sampaikan, sembari sesekali mengulangi nama-nama halte yang akan jadi persinggahannya untuk melakukan transit. Kata pemuda tersebut,
"Mungkin kakak bisa ikut ke arah Jelambar, nanti ada busway yang langsung kesana kak. Dan dari sana kakak transit ke arah Rawa Buaya dilanjut transit lagi. Tapi sebelum naik, kakak boleh bertanya ke petugas yang ada disana untuk memastikan jarak terdekat dari Jelambar ke tujuan kakak ya"
Petugas tersebut sangat membantunya untuk bisa memetakan halte tujuan dan sekiranya tidak tepat pun, Senja jadi belajar untuk melalui beberapa rute yang belum pernah ia coba sebelumnya.
Akhirnya, bus yang di nanti dengan tujuan akhir Jelambar tiba, petugas menyakinkan Senja untuk naik ke rute ini. Ucapan terima kasih tidak lupa senja sampaikan kepada petugas halte, kiranya hal ini bisa menjadi titik baik dalam kehidupan bersosialiasi dan berkehidupan antar sesama.
-------------------
👉 LANJUT PART 2
Daftar Isi :
0 Comments