Saat Segalanya Terjadi dan Terlewati




 Tidak ada manusia tanpa salah dan dosa, 
ketika segalanya telah terjadi dan terlewati bersama masa lalu itu, 
pasti akan ada niat untuk memperbaiki dalam hati kecilnya. 

Rasanya masa penguatan diri di waktu kecil harus seimbang dengan pencarian ilmu dan terbukanya pikiran dalam mencari setiap hal yang baik dan benar. 

Ribuan detik yang membekas, menggores luka bahkan menjadi menganga kering menghitam melukai perasaan yang tidak berkenan. 
Menyembunyikan namun berbau untuk diungkapkan. 
Masa dimana setiap jiwa yang kuat menjadi rapuh, 
tekad yang tinggi menjadi terjatuh. 

Angin tidak rela bila bertiup dengan api, 
namun api enggan padam saat air mulai mengguyur. 

Persimpangan jalan yang gelap saat menangisi hujan, keangkuhan yang merayap bersama kebutaan hati memang sangat menjijikan bagai memakan daging tubuh diri sendiri. 

Terkoyak tanpa sisa, hanya meninggalkan memori yang lambat laun akan rusak sendiri.

Kini dunia tidak mampu lagi kita mengerti. 
Segala keinginan yang menggebu mampu membenamkan jiwa yang paling suci. Kebodohan yang terus terjadi hanya karena ingin menang seorang diri. 

Pada saat itu, kita ingin agar diri tidak terlahir dan menyaksikan semua-mua yang terjadi. Hanya tanah yang tidak berubah, hanya angin yang tidak bergeming, hanya cahaya yang terang terus terkenang dan hanya dirimu sendiri yang mampu memikul kehidupan.

Jangan jadikan alasan untuk menyalahkan, karena kita tidak tahu, mana yang akan menjadi baik dan mana yang jadi buruk pada perhitungan-perhitungan Tuhan.

--------------


Post a Comment

0 Comments

Comments