Vienna Kota Cinta - Part 3

 

Ku Putuskan Untuk Kembali Mengenalnya

Istana Hofburg, sebuah bekas istana musim dingin Kaisar Autria. Sekarang digunakan sebagai Istana Presiden, kantor pemerintahan, museum musik dan museum etnologi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




“Mungkin akan datang, atau ini hanya kebetulan yang tidak akan terulang.” 
Barkeley melamunkan hal yang belum terjadi sembari duduk menikmati pemandangan sore di pantai dengan segelas coffee yang ia beli di kedai depan. Lalu ia melihat sekeliling, tapi tak juga didapatinya Windsmon. Yah, dia sepertinya menunggu atau menyesal tidak berani meminta nomornya saat di bus.

“Nona Barkeley..”

Terdengar sayup-sayup ada yang memanggilnya, lalu dengan cepat ia menoleh.

“Ini pesanan kue Anda.” 
    Seorang pramusaji mengantarkan kue yang ia pesan untuk dinikmati bersama coffee hangatnya. Ia terlalu berlebihan, mungkin rasa penasarannya terlalu menguasai isi kepalanya. “Jangan terlalu banyak berharap Barkeley, Will mana mungkin mengingat nama Saya.” Pikirnya dalam hati.

    Tiba-tiba ada suara yang kembali memanggil dirinya, dengan sigap ia menjawab “Saya tidak pesan kue lagi, cukup ini saja.”
Tapi saat ia menengok, ternyata Windsmon yang memanggilnya dengan gugup ia bangun dan meminta maaf. “Maaf, saya kira pramusaji yang kembali menawakan menu..”

    Windsmon tersenyum, mungkin kali ini senyumnya lebih lebar dibandingkan awal bertemu. “Boleh saya duduk disini.” 
Windsmon meminta izin kepada Barkeley. Untuk beberapa saat Barkeley tertegun, dan lupa untuk mempersilahkan duduk kepada Windsmon. “Silahkan…”



“Anda sendirian Ny.Barkeley?”
“Ya, saya biasa menghabiskan sore hari disini. Will sorry maksud saya Tuan Windsmon, anda mengingat nama saya ?”

“Tentu. Kita bertemu terakhir di Bus malam itu.”
    Barkeley tersenyum, mungkin ingin rasanya mengungkapkan kegembiraannya dengan berteriak atau apa saja tapi ia tahan. Lalu, pelan-pelan ia mulai membuka obrolan.

“Windsmon, maafkan saya. Mungkin kita pernah satu kampus yang sama di kota Austria. Tapi, hanya saya saja yang mengenal Anda. Saya hanya ingin membuka obrolan darimana, tidak tau mulainya.”

Barkeley dengan ragu mengingat kampus tempat ia pertama bertemu di tangga dengan Windsmon.

“Saya rasa, saya ingat Anda. Tapi tidak banyak yang bisa saya ingat.”

 Obrolan-obrolan itu mulai mencair bagaikan seorang kawan lama yang lama tidak berjumpa. Takdir memang semengejutkan itu. “Anda suka fotografi Will. Maaf, kalau tidak keberatan boleh saya memanggil Anda "Will"? tanyanya. “Silahkan”. Windsmon dengan senang hati menjawab.

“Saya hanya menyukai hal-hal seni dari foto yang saya abadikan.” Lanjutnya.

“Anda tinggal disini atau sedang ada kegiatan lain?” Tanya Barkeley.

“Saya sedang mengambil libur tahunan. Dan rencana, saya ingin ke Museum “Istana Hofburg”. Banyak hal yang ingin saya potret disana.”

“Oh saya sesekali kesana juga bersama nenek. Kebetulan saya tinggal di rumah nenek. Mungkin jika tidak keberatan, kita bisa mengunjungi Hofburg bersama.” Barkeley mengajak dengan terbata-bata.

“Tentu, bagaimana jam 7 malam ini.” Windsmon merespon dengan cepat.

    Tanpa disangka, Windsmon lebih terbuka sekarang untuk bisa mengobrol dengan Barkeley. Setelah dari pantai, sore itu mereka berlanjut mengunjungi Hofburg. Suasana tempat tersebut sangat ramai dan lumayan dingin. Sepertinya Barkeley dan Will tidak merasakan hal serupa, ada hal yang lebih mereka rasakan seperti kecanggunan dan rasa tidak biasa yang sedang menyelimuti hati mereka.

                         

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Sembari menyusuri Hofburg, dan mengambil beberapa foto, Barekeley membuka kembali obrolan. “Apa Anda melanjutkan pendidikan setelah lulus kemarin ?”

“Yah..saya mengambil beberapa materi yang cukup menghabiskan waktu."

 "Saya senang bisa bertemu anda setelah 10 tahun. Saya kira waktu yang sangat lama, dan masing-masing dari kita sudah banyak yang berubah." Lanjut Barkeley.

“10 tahun. Yah waktu yang lama.” Balas Windsmon.

Mereka berjalan berkeliling, lalu makan bersama dan kembali berpisah setelah cukup lama berjalan-jalan, dan Akhirnya mereka berpisah saat Barkeley turun dari Bus.


--------------------------------------------------

Post a Comment

0 Comments

Comments