“Maaf, itu Syal Saya”
Seorang laki-laki menunduk
mengambil sehelai syal yang terbang jatuh ke arah sepatunya. Saat itu, Ia
berada di pinggiran kota dekat sisi pantai yang ramai oleh orang-orang untuk
menikmati matahari terbenam di ufuk timur kota Vinnea. Sebuah kota kecil nan
Indah tempat cerita ini akan bermula.
“Terimakasih”.
Sembari menundukan kepala, tanda terima kasih dan menerima uluran tangan pria yang sedang memberinya
Syal. Adalah seorang perempuan yang suka sekali dengan suasana sore di pantai
tersebut. Perempuan tersebut lebih suka mengungkapkan segala hal hanya kepada dirinya sendiri.
Sore itu, di Pantai yang sama di kota Vienna, seorang lelaki bernama Windsmon yang menyukai dunia fotografi sedang fokus mengabadikan sunset dengan kamera yang melingkar di lehernya. Tiba-tiba, dari samping ia berdiri, mendarat sebuah syal berwarna cream yang jatuh tepat di kaki sepatunya. Sontak, ia menghentikan kegiatan pemotretannya dan beralih ke syal cream tersebut. Sementara itu, dari jarak 5 meter telah ada seorang perempuan yang berlari terengah-engah menghampiri tempat dimana Windsmon berdiri.
“Ini punyamu ?”
kata Windsmon kepada perempuan yang berdiri di seberangnya.
“Betul. Itu syal Saya”
Perempuan itu bernama
Barkeley. Ia tertegun sejenak, lalu diambilnya syal yang diulurkan oleh
Windsmon. Keduanya untuk pertama kali beradu pandang dalam waktu 5 detik.
Laki-laki dihadapanya mengingatkan Barkeley pada seorang teman lamanya. Tapi,
ia tidak tahu pasti apa benar dia orangnya atau hanya sekilas mirip saja.
Windsmon sendiri lebih sering hemat berbicara. Bahkan lebih banyak gerakan kepala kecil untuk mengatakan "iya/tidak" dan tersenyum tidak lebih dari 3 cm. Setelah Barkeley mendapatkan syalnya kembali yang terbang oleh angin laut itu, ia lalu kembali ke tempatnya duduk semula. Ditinggalkannya Windsmon seorang diri yang kembali sibuk dengan kamera.
--------------------------------------------------
Daftar Isi
0 Comments