CERITA TERMINAL - SAKSI HIDUP

 


CERITA TERMINAL - SAKSI HIDUP

    ~ Minggu, 17 Desember 2023, mengulik kembali moment saat anak-anak manusia kembali ke perantaun. Perkenalkan, aku ingin menulis pada halaman yang luas dan dilihat ribuan pasang mata (KAPAN PUN). 

    Adalah seorang kakak yang sangat aku hormati dan sayangi. Sosok yang tidak diragukan lagi tanggung jawabnya, awareness-nya dan perlindungannya. Kalau ada satu hari untuk mengungkapkan rasa sayang, ialah saat hari raya idhul fitri. Karena sebagai adik-kakak kita masih tetap meminta maaf atas apa saja yang pernah kita perbuat. 
    Baik salah, suka merepotkan, atau kadang kurang peka terhadap semua keadaan. Tapi, aku selalu dan selalu mendo'akan, menengadah ke langit. Mengharapkan agar kiranya, jiwa yang kuat ini, di kuatkan lebih dan lebih dan diluaskan rezeki, sabarnya, syukurnya dan begya-dunia-akhirat-nya. 

    Aku terutama sebagai adik pertamanya selalu dijaganya. Hujan, panas tidak memandang jauh dekat selalu dipastikan dalam keadaan selamat. Aku akan tetap menjaga diriku atas "kepercayaan kakaku". Bagiku, sosoknya sangat ramah luar biasa. Mirip dengan ayahku dan juga tentu ayahnya. 💓

    Kita sadar, tumbuh dalam perjuangan dan cinta yang penuh dari keluarga. Sedih pernah dilewati, bahagia pun pernah dirasakan. Dunia selalu berputar dan putaranya kadang tiba-tiba terlalu kencang, untungnya naluri dan rangkulan peduli tidak pernah terlambat untuk memeluk erat.


    Hari itu, sore lebih tepatnya aku dan adiku (adik ke-2 kakaku), diantarnya kami berdua ke terminal Wangon. Yah kami bertiga dalam satu motor. Karena terlalu santai, aku sampai-sampai harus telat ke terminal. Alhasil kakakku harus bolak-balik dengan waktu yang sangat mepet. Setelah mengantar kami berdua dengan waktu tempuh 1 jam an ke terminal, kakakku harus balik lagi ke rumah. 

    Lalu disusul, beliau bersama saudara kami ikut mengantar karena nanti motor bakal dibawa pulang sama saudaraku. Dan ternyata jam 6 kurang, bus sudah datang. Sementara kakak masih di jalan menuju terminal. Untunglah, bus mau nungguin sampai set.7 dan sampai juga. Hampir orang-orang yang jualan, tukang tiket kenal dengannya.


    Bukan karena sering bolak-balik mudik, tapi karena beliau suka ngobrol dengan orang-orang baru. Bahkan, ada saat dimana ada penjual mendo'an ibuk-ibuk menawarkan dagangnya di dalam bus. Sebenernya gak pengin makan, tapi kakakku ditawarin terus. 

Sampai akhirnya dia beli dan aku yang makan hehe. Si ibuk mukul-mukul bahu kakakku, berdo'a untuk keselamatannya dan kita juga ikut menjabat tangan kuatnya. Di saat itu, si ibuk bilang "Mas, sering balik ya. Apal aku karo sampeyan". Dan begitu obrolan orang tua kepada seorang anak. 

    Aku kira, untuk melakukan kebaikan adalah hal yang perlu disembunyikan. Juga pada saat-saat dijalan waktu yang lama itu, aku juga menyaksikan betapa kakaku ini melakukan banyak hal ke orang-orang yang perlu dibantu. Tanpa pamrih. Aku dan adiku senyum, kita sepemikiran bahwa sifat keramahannya adalah seperti ayah. Dan hari itu kita bertiga menuju Jakarta bersama. Mudah-mudahan apa yang orang tua amanahkan kepada kita khususnya dapat rukun, saling peduli, menjaga nama baik keluarga dan menjadi orang yang bermanfaat akan selalu kami jalankan.💜💜

  1. BACA JUGA :
  2. WORKSHOP Adobe Premiere di Universitas TRILOGI


Post a Comment

0 Comments

Comments