Pada percobaan perjalananku yang kesekian dari dua bulan yang telah kulalui. Ini bukan tentang lama atau sejauh mana, ini tentang "waktu".
Senin, 18 Desember 2023.
Aku ulas kembali di bulan terakhir tahun 2023 ini, yang tidak secara kebetulan alias terencana. Jauh dari kampung, andai lebih lama di kampung (waktu itu), tapi rasa "penasaran dan kesempatan yang memanggil" enggan untuk aku lewatkan. Aku izin kepada kedua orang yang amat sangat cintai. Restunya, do'anya, kasih sayangnya adalah yang paling sempurna untuk aku terima sebagai "manusia".
Pagi itu, jam dua lewat tiga puluh menit (pagi), ku injakkan kembali kaki di tanah rantau. Masih dengan mata yang terbuka dengan terpaksa, aku turun dari bus bersama saudara yang juga amat aku cintai.
Yah, CINTA adalah kata yang mengandung makna general, lebih daripada sekedar rasa. Tapi, gunakan seperlunya.
Tidur sebentar saja, dan paginya harus berangkat dengan sungguh-sungguh. Aku katakan ini adalah "Kesempatan & Percobaan". Kira-kira sudah 3x nya, dan itu luar biasa buat aku pribadi. Jam 9.00 aku turun, dengan apa yang sudah aku rencanakan, aku mampir sebentar ke samping. Sebuah ruang fotokopy satu lantai. Dibantu ibu, yang juga cukup terlihat kerepotan. Aku pandangi terus jam di tangan kiri, waktunya mepet. Jadi aku sampaikan "Ibu, saya tinggal dulu ya. Nanti siang kuambil".
Beliau menjawab, "Sudah neng, ini sudah selesai".
Beliau menjawab, "Sudah neng, ini sudah selesai".
Baiklah, aku tunggu tidak sampai 2 menit, dan seorang Bapak berseragam hijau sudah sedia menunggu untuk mengantarkan aku.
Aku harap, waktu tidak "terburu-buru" untuk aku jalani semua di hari ini. Sepanjang perjalanan yang terik, yah-aku rasa cukup terik ini, saya bercerita sedikit tentang tujuan, juga tentang "akhir taun".
Hingga sampailah, aku di tempat yang ternyata "keliru". Untunglah, bapak beseragam hijau itu "sabar sekali". Dan tentu, aku ucapkan terimakasih serta mendo'akan untuk keselamatan karena beliau juga berjuang untuk keluarga di rumah. Diantarkanya aku kembali menuju tempat seharusnya. Begitu ke-bapak-kan, kataku dalam batin. Bahkan, beliau mengucapkan "tidak usah" atas terimakasih ku yang katanya sudah berulang kali terucap.
Pada orang yang tau bagaimana memperlakukan sesama manusia, aku hanya bisa mendo'akan penuh dengan harapan dan keselamatan. "Terimakasih Bapak.."
Ku diantarnya masuk ke ruangan kecil oleh petugas disana yang terlihat 2 bangku saling berhadapan, rapi dan bersama seorang wanita masih muda. Ku katakan dia sangat ramah dan kebetulan adalah senior di kampus aku. Kalau tidak salah ingat, dia lulusan 2018 tegasnya.
Hanya butuh waktu sebentar yang juga tidak telalu menegangkan. Aku lalu pamit, yah- aku sempat salah jalan. Tapi gak apa-apa, ini adalah kehidupan. Salah jalan, bisa diperbaiki lagi agar tidak terlalu jauh langkah salahnya. Aku menunggu kembali orderan yang sedang menuju kepada alamat yang aku jadikan prioritas menunggu seseorang.
Pada saat itu, banyak yang menanyakan bagaimana tentangku, tapi ku tahan. Karena, aku ingin mencerna sebagaimana aku berusaha dulu, baru ku minta saran. Dalam perjalanan pulang, bersama seorang anak muda yang juga aktif mengajak ku bertukar cerita. Selalu mengarahkan tentang lingkungan sekitar yang sedang kami lewati. Sampai tiba, di halte yang ingin aku tapaki untuk membawaku pulang-kembali ke rumah dimana aku bisa istirahat.
Aku bersyukur bisa mencoba banyak kesempatan, dan bertemu dengan orang yang baik. Tentu, aku juga belajar lagi, atas apa-apa yang telah melewatkan waktuku hari itu. Rute busway yang sudah banyak berubah, bahkan sempat khawatir salah rute, tapi selama masih dalam koridor yang tepat sembari mencari tahu di internet, aku jadi cukup tenang. Ku turun dan berganti bus di Monas, ketidak-tahuan membawa aku pada pertemuan-pertemuan asing yang kurasa harus diingat agar lain waktu bisa menjadi lebih cepat mencari mengejar waktu.
Jam 12 siang, aku putuskan untuk berjalan menyusuri tempat yang orang bilang adalah "Kenangan".
- BACA JUGA :
- Menuju Menara Astra "Event Tahunan"
Yah--disana aku pernah mengenang tenaga yang cukup luar biasa dikeluarkan sampai-sampai melukai mata kaki. Tapi, semua ku lupakan.. ini hanyalah soal waktu yang terus berjalan ke depan. Cuaca yang begitu panasnya, mengharuskan untuk mencari air minum yang dingin di Indomaret terdekat.
Lalu, berjalan lagi dan Aku bertemu dengan teman lama, dan makan siang bersama.
Tuhan, terima kasih, aku dituntun sampai hari itu, tanpa terluka dengan sepatu kecil yang aku kenakan. Ada sisanya hanya "berhasil telah mencoba" dan tidak melewatkan bertemu orang dan tempat baru. Sebagai penutup di tahun 2023 ini, aku ingin belajar terus tentang "arti kelapangan dan hati yang teguh".
Aku meninggikan "empati dan cinta" pada setiap orang yang mau berusaha tanpa kenal menyerah. Semoga 2024 mendatang, aku bisa menjadi perempuan yang sewajarnya bagi orang terkasih. Dibukanya segala apa yang Tuhan berikan untuk kebaikan hidup dan masa depan. Tidak ada yang sempurna, tapi belajar untuk tidak menyakiti manusia dengan kata atau rasa adalah titik paling akhir yang ingin aku jalani kedepannya. 👋👋💜
0 Comments