Gw buat pertama kalinya nonton pewayangan di Jakarta. Wayang orang lebih tepatnya. Berlokasi di gedung pertunjukan wayang orang Bharata, gw memutuskan buat menghabiskan malam minggu bareng ayang, eh bareng wayang maksudnya.😋😊
Gw jalan sama Retno. Doi temen gw dari pecinaan glodok ehhh temen main maksudnya.
Karena sabtu gw libur, sementara Retno kerja sampai jam 5, jadi gw nunggu dia di kos.
Singkatnya, jam 5 sore tiba. Retno udah di bawah kosan gw. Bergegas gw turun dan buka gerbang. Dan naik ke lantai 3 dulu sebelum nanti jalan ke Gedung Wayang.
--------------------
Bersih-bersih, solat, cerita ngalor ngidul.. akhirnya jam kurang seperempat kita berangkat dari Mangga Besar ke Senen pakai motornya Retno.
Jalanan lumayan padet tapi gak mematahkan niat kita buat nyari tempat dan pengalaman baru. Beberapa saat kemudian kita sampai di depan gedungnya.
Pertama-tama kita parkirin motor dulu, terus masuk buat registrasi ulang.
Karena waktu pementasan dimulai jam 8 malam, sementara masih ada waktu 1 jam an lagi, jadi kita pakai buat jajan dulu gaes.
Yups, kita beli nasi ayam di samping gedung. Model lesehan di anak tangga sama kursi plastik, dan enak juga loh bisa makan pinggir jalan sama banyak orang di tengah-tengah Ibukota pas malam minggu. Gw pesen teh tawar anget sama aqua. Lalu menikmati makanan yang sudah tersaji di bangku plastik depan gerobak.
Lagi enak-enak menikmati makan malam, eh ada turis china gitu dua orang mau beli es ke mbak-mbak gerobak. Tapi mbaknya gak tau bahasa mereka, akhirnya ada pelanggan yang lagi bersantai nyamperin buat nerjemahin pakai bahasa Inggris. Eh dia ngedeprok juga di lantai nikmatin makananya, wahh keren si berbaur sama kita-kita yang rakyat ini hehe.
Eh siapa tau dia juga RRC (Republik Rakyat China) ya 😁
ok lanjut ya, setelah kelar makan dan bayar kita masuk ke gedung lagi, kurang lebih seperempat jam lagi pertunjukan di mulai. Sebelum masuk, yang mau ke toilet atau foto-foto di persilahkan.
Aura gedung bernuansa Jawa sangat kental terasa. Sampai pendamping pun berbahasa Jawa alus, kayak lagi di Jogja gaes. Banyak tamu yang juga memakai baju batik, blankon dan lainnya. Sementara gw sama retno memakai motif batik. Kita sudah duduk di kursi yang diarahkan oleh Ibu-ibunya. Sebelum kita mengambil gambar saat pertunjukan, Retno izin dulu dan dibolehkan, selama pengambilan dokumentasi tidak menggunakan "lighting HP".
Sebelum acara dimulai, kita observasi ke sekeliling area. Sudah bersiap semua pemain alat musik juga para pengunjung yang mulai berdatangan baik berdua atau satu keluarga anak cucu dibawa.
Pertunjukan segera dimulai, lagu-lagu karawitan khas Jogja Solo dimainkan, juga lampu ruangn yang mulai diredupkan sampai hanya terlihat panggung pertunjukan saja yang terlihat terang.
Dan pertunjukan mulai di mainkan...
Walaupun menggunakan bahasa Jawa, Retno sangat antusias untuk memahami dan belajar, bahkan gw sendiri kadang gak paham saking alusnya bahasa Jawa yang mereka pakai. Untungnya ada bahasa umum yang biasa gw pakai.
Diselingi humor oleh penampilan Semar, gareng, petruk dan bagong semua pengunjung tidak berhenti tertawa. Di luar cerita Kumbokarno, ada banyak pemain yang menyuguhkan atraksi terbaik mereka. Menurut gw, totalitas para wayang gak diragukan lagi, bener-bener keren dan memukau mata yang memandang ditambah dengan alunan musik gendang dan suara yang turut serta menjadi bumbu manis pertunjukan.
--------------------
Pertunjukan berlangsung selama 2 jam, 20.00 - 22.00. Dan detik-detik Kumbokarno gugur telah menjadi final pertunjukan wayang malam ini. Sedih..tapi terharu juga dengan effort para pemain. Next gw mau nonton lagi dengan cerita wayang lainnya. Dan kita pun keluar berhamburan satu per satu dengan tertib dari ruangan teater.
Gw memutuskan untuk naikk grab pulangnya, sementara Retno bablas ke messnya. Karena takut kemalemen juga kalau harus anter gw dulu. Btw, Alhamdulillah pengalaman ini seru polll ya Re,, next kita bisa nyari kesempatan lainnya...
0 Comments