UPDATE - Barusan banget, dapet info dari temen "Mba luh tau gak wabah antraks?"
Spontan rasa sekptis saya langsung naik tinggi, baru denger istilah ini dan ternyata terjadi di daerah Yogyakarta, Gunung Kidul lebih tepatnya. Sebenernya apa si Antraks itu ?
Menguitip dari website pertanian.kulonprogokab.go.id,
Antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerangherbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.Penyakit Antraks bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Singkatnya, Antraks adalah jenis penyakit infeksi yang sangat mudah menular dari hewan ternak ke manusia atau disebut dengan penyakit zoonosis.
Antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering menyerangherbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.Penyakit Antraks bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.
Singkatnya, Antraks adalah jenis penyakit infeksi yang sangat mudah menular dari hewan ternak ke manusia atau disebut dengan penyakit zoonosis.
infografis.okezone.com |
---------------
Kasus ini sedang menjadi perbincangan hangat di daerah Gunung Kidul, dikutip dari akun @viralrepost.id,
Seorang warga Pedukuhan Jati, Gunungkidul, berusia 73 tahun meninggal dunia akibat terpapar virus antraks. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mengatakan korban sempat mengkonsumsi daging sapi yang mati karena sakit pada Mei lalu.
“Yang dikonsumsi masyarakat ada tiga ekor sapi. Ketiganya sudah sakit dan mati,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari, Rabu (5/7/2023).
“Nah, kita suruh kubur menggunakan SOP tapi sama masyarakat ada yang satu digali lagi dan dikonsumsi. Kalau dua (ekor sapi) lainnya belum sempat dikubur tapi tetap dikonsumsi warga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul Retno Widyastuti mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya bangkai dari 12 ekor ternak yang terpapar antraks. Menurut dia, ada kemungkinan ternak-ternak tersebut telah dikonsumsi warga.
Bahkan, dalam quran pun sudah dijelaskan,
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai" (Al Maidah : 3)
Rerensi :
2 Comments