Alarm berbunyi.
"Teh Iklim, An, Ndah..bangun udah jam 3 pagi".
Dengan terpaksa dan masih ngantuk banget, mereka bangun juga. Nyalain center HP atau headlamp penerangan buat nyari apa-apa saja yang mau dibawa. Cuaca masih dingin banget, aku masih duduk melamun sambil menutupi badan pakai sleeping bag. Dengan kondisi meriyang semalam, aku udah bilang gak mau ikut summit, mau nunggu di tenda aja.
Dan pas bangun pagi dini hari pun badan masih lemes. Tapi, Aini juga mau di tenda aja kalau aku gak summit, sekalian nemenin aku takut kenapa-kenapa. Aku berdiam diri cukup lama sembari liatin mereka yang lagi siap-siap. Dan, setelah di pertimbangkan kembali, Bismillahin aja deh ikut summit. Dalam hati sempet ngomong gini
"Haduhh masa kejadian 2x nanjak tapi gak sampai puncak kaya pas di Cikuray. Sayang banget Lis.."😔😔
"An aku ikut summit ya. Badan udah lumayan dibanding semalem. Biar bareng-bareng kita sampai puncak udah sampai pos ini juga."
"Beneran Lis, gpp kamu ?" Aini mencoba meyakinkan
"Iya An, gapapa."
--------------
OK, akhirnya aku juga turut siap-siap. Kalau dirunut rasanya perjalanan yang panjang ini perlu diselesaikan dengan baik sampai ke puncak. Berbekal
- sarung tangan,
- headlamp,
- tracking pole,
- jaket tentunya dan
- kaos kaki
--------------
Karena kondisi masih gelap, jadi kita saling memastikan lagi langkah per langkah di jarak pendek. Juga headlamp yang terus disorot ke area pijakan kaki supaya gak ada yang kesandung atau kepleset💪💪💜💨. Baru juga jalan 10 meter, rasanya udah ngap bercampur keringet dingin. Ngeri-ngeri ambruk aja aku. Tapi aku yakinin "pasti bisa" asal jangan terlalu cepet jalannya. Kondisi gelap + berembun lebih menyulitkan dibandingkan siang hari guys. Karena sangat besar untuk kita berebut oksigen. Haduhhh rasanya udah nano-nano kaya orang mutih 1 bulan ini, lemes teooooo.. 😭😭
Berkali-kali aku gosokan tangan ke pipi supaya hangat. Tetep aja dingin kaya sikap do'i ehhh.
- Teh Iklim dan Bang Danu di barisan depan,
- di tengah ada Aku sama Aini serta Indah.
- Dan posisi belakang ada Irfan serta Nadzer.
Wowwww.. 😍💓
Sampai juga kita di puncak. Alhamdulillah...luar biasa...
dengkul yang awalnya gemeter tiba-tiba mulai tegak lagi dengan suguhan pemandangan cantik dan menakjubkan di depannya. Yah view Sagara terlihat dari puncaknya dan matahari mulai nampak pula.
Sudah banyak pendaki yang antri di atas untuk menyaksikan sunrise dari ketinggian 2132 mdpl dan lainnya mengambil foto serta video. Sebuah dokumentasi yang sayang untuk dilewatkan. Sayangnya, aku masih mengatur kinerja jantung, dimana detaknya masih cepet banget. Dibandingkan untuk foto di tempat keramaian, aku memilih untuk mencari tempat yang agak legaan untuk mengatur udara yang saling berebutan ini.
SELAMAT MENIKMATI SUNRISE GUYS dari gelap sampai terang. Mudah-mudahan jadi moment masa muda yang bakal diinget terus. 😊💕💃
PART 4 - Moment Injury Time (Seru, Tapi Menegangkan)
PART 5 - Berhasil !!! Naik Kereta Juga ke Garut
PART 6 - Menuju St.Cibatu 21.55 - 02.00 WIB (Pagi Dini Hari)
PART 7 - Tiba di Stasiun Cibatu (Pagi Buta)
PART 8 - Nunggu Mbak Raisandah Lagi (Sabtu Pagi)
PART 9 - Formasi Lengkap, Saatnya "Nyari Sarapan" 🍛🍲
PART 10 - Menuju Basecamp Gunung Sagara
0 Comments