~ Eh ngomong-ngomong soal track yang sudah mulai menguji dengkul di tambah kabut yang mulai datang (tipis-tipis), terus pas nengok jam udah mau dhuhur. Jadi kita lanjut jalan menuju POS-3. Jalur menuju POS-3 sudah mulai uangeell guys. Banyak akar-akar kayu dan tanah berlubang yang harus kita lewati. Lagi-lagi kabut mulai turun. Segera kita mempercepat kaki, buat nyari tempat yang agak landai.
Udara udah mulai masuk ke tulang, yuppss saat-saat kaya gini kita berhenti - bikin minuman penghangat badan dulu.
"Pada mau makan nasi uduk sekalian gak"
Oh iya, sampai lupa kalau kita bungkus nasi uduk dan dibawa donk sampe ke atas. Ya udah, kita gelar nasi uduk ditemenin sama kopi dan jahe anget. 🍲😁☕
- Makan udah, minum udah...
- Tinggal solat duhur yang belum...
MasyaAllah banget, kalau di itung efisiensi aku lebih banyak istirahat daripada jalan. Maklum, jantung cuman satu harus dijaga bener-bener euy. Kaya menjaga perasaan euaaaa. Oh iya, Aini bilang track nya udah kaya dengkul ketemu dada, dan di pos 3 ke 4 emang bener adanya. Bener-bener dengkul jadi poros utama si. Tracking pole belum tentu kuat jadi pijakan buat nahan beban yang berat ini.
Sabar guys, bentar lagi sampai pos 4 |
Sementara itu, lokasi POS-3 lumayan luas, cocok buat gelar martas untuk solat. Sempet polemik juga si mau wudhu pakai air atau tayamum. Stock air memang masih lumayan, tapi mulai di pos tiga ini sumber air udah gak ada lagi. Tapi karena Irfan nganjurin buat wudhu pakai air "OK..deh OK-in" wudhu dengan memakai air sehemat-hematnya. Di pos 3 ini juga ada bangku, jadi team tidur sebentar sembari nunggu temen yang solat bergantian.
---------------
Saat solat, rasanya pen nge-gelosor terus karena tanahnya agak licin. Hilir mudik pendaki yang turun juga terlihat antri menuruni jalan. Wah jam berapa mereka naik ya, kok bisa jam 1 kurang udah mulai turun lagi..?? 👻💆
Jatuh bangun, kepleset, kaki kram, kepala pusing udah jadi satu. Mana jarak ke pos-4 rasanya tuh lama bener gak sampai-sampai. Berulang kali terdengar kalimat penyemangat dari rekan-rekan pendaki yang lain
"Semangat..pos 4 udah keliatan, bentar lagi nyampai".
Heem sebuah kalimat motivasi tapi berbanding terbalik dengan kondisi yang udah kepayahan dari raut wajah kita-kita.
Di jalur ini, aku juga heran tiba-tiba rasanya kaki pengin buru-buru nanjak terus, kaya ada semangat muncul mendadak, dada gak se-sesak awal jalan. Teh Iklim ada di posisi paling depam, disusul aku dan Aini. Sementara Indah dan team cowok backup kita di belakang.
Wahgelasehhh bener-bener menguras tenaga dan rasanya pengin rabahan di kasur kalau lagi rasain linu begini💥💥💣. Bawa salonpas ternyata sangat berguna. Semenjak perjalanan ke pos 4 semuanya memakai koyo (salonpas). Termasuk aku yang berkali-kali nempelin benda berbau panas dan hangat itu. Ampuh buat mengatur otot dan persendian di situasi kaya gini.
Teh Iklim bener super woman, udah punya anak satu tapi luar biasa tenaganya. Badannya emang kecil, tapi tenaganya jangan ditanya. Dia doank yang sesantai itu jalannya, banyak berenti juga karena nungguin kita. Teh--teh makan apa yak sehari-hari. Kaya gak ada beban berat di kaki & pundak. Fix banyak makan bayem nih hehe
💃😂
Bisa dibilang track menuju POS-4 adalah track paling menantang sekaligus banyak kesan yang tertinggal 💨💨.
Bukan hanya kenangan yang tertinggal hampir² badan juga memaksa untuk tinggal seakan berat banget buat lanjut naik dan naik lagi. Karena jejak ayunan kaki hanya tersisa menanjak terus tanpa dikasih jeda buat duduk di tanah yang landai.😞😞😢
Salah satu azimat kita adalah "Saling Kerjasama". Berkali-kali tracking pole menjadi bantuan darurat menopang dan menarik badan kita yang udah mulai kendor ini🙆♀️.
Bahkan effort Bang Danu dengan beban yang dibawa gak mengesampingkan bantuan darurat buat Aini, buat Aku buat yang lain. Moment ini si yang jadi pengalaman paling epic, selain pendakian dan puncak itu sendiri. Liat aja dokumentasi berikut ini.
Jalanan yang kadang curam, licin, kaki gemeteran rasanya "ORA KUATTT" udah pengin gelar tenda aja. Tapi sayang, lagi² kontur tanah belum ada yang sesuai mengingat ukuran tenda yang dibawa gewdeeee buangettt.
AINI - BANG DANU.. KALIAN LUWARRR BIASAHHH !!! 💃
Perjuangan bergelut lelah akhirnya bertemu dengan angin segar.
Teh Iklim yang berada di garda terdepan akhirnya mendarat di POS-4. Bukan POS bayangan ini mah, beneran POS-4.
Alhamdulillah, buru-buru aku dan Aini menyusul dengan dengan langkah kaki yang terseok-seok. Disusul yang lainnya. Jarak antara kami dan Indah, Irfan serta Nadzer lumayan jauh. Sementara kita menunggu, kami rebahkan tas dan punggung ke kursi yang ada di POS-4. MasyaAllah sampai juga kita guys.
Kita berempat istirahat cukup lama, dari atas memantau 3 rekan lainnya yang mulai menyusul dengan baju yang sudah basah karena keringat dan kabut. Sorakan semangat terus kita gaungkan buat rekan-rekan yang masih di bawah.🔥🔥
Jarak dari POS-4 ke Puncak sekitar 20 menitan. Mengingat kondisi badan aku dan yang lainnya udah capek banget, akhirnya kita mutusin buat open camp di POS-4 ini. Pas banget ada lahan yang lumayan luas dan strategis.
ALHAMDULILLAH !!!
---\Bersambung - lanjut part 13/---
DAFTAR ISI - PARA PENARIK TRACKING POLE SAGARA 🦯
PART 3 - Keberangkatan ke St.Pasar Senen
PART 4 - Moment Injury Time (Seru, Tapi Menegangkan)
PART 5 - Berhasil !!! Naik Kereta Juga ke Garut
PART 6 - Menuju St.Cibatu 21.55 - 02.00 WIB (Pagi Dini Hari)
PART 7 - Tiba di Stasiun Cibatu (Pagi Buta)
PART 8 - Nunggu Mbak Raisandah Lagi (Sabtu Pagi)
PART 9 - Formasi Lengkap, Saatnya "Nyari Sarapan" 🍛🍲
PART 10 - Menuju Basecamp Gunung Sagara
PART 4 - Moment Injury Time (Seru, Tapi Menegangkan)
PART 5 - Berhasil !!! Naik Kereta Juga ke Garut
PART 6 - Menuju St.Cibatu 21.55 - 02.00 WIB (Pagi Dini Hari)
PART 7 - Tiba di Stasiun Cibatu (Pagi Buta)
PART 8 - Nunggu Mbak Raisandah Lagi (Sabtu Pagi)
PART 9 - Formasi Lengkap, Saatnya "Nyari Sarapan" 🍛🍲
PART 10 - Menuju Basecamp Gunung Sagara
0 Comments