Kira-kira jam 7 kurang, semua anggota pendakian sudah lengkap. Setelah drama-drama melelahkan yang cukup menguras energi dan tentu bikin perut bunyi terus, kita putuskan buat nyari saparan.
Indah dan temannya yang sudah ketemu kita sedari tadi sudah melengkapi formasi. Semua team bersiap mengatur duduk di mobil pick up. Semua tas dan peralatan diletakan sembarang sudut asal rapi. Akhirnya, kami ber-7 melanjutkan perjalanan menuju basecamp.
"a kita nyari sarapan dulu ya, biar nanti perut aman." Ucap salah satu temen.
"Ok, nanti di depan ada pasar, banyak jual makanan juga". Balas akang supir.
"Nah cakep tuh a, nyari nasi kuning kali yah enak"
🌪️🌪️🌪️🌪️🌪️
Akang supir mengarahkan kita untuk sarapan di deket pasar. Pokoknya mah kita ikut aja lur, karena akang pick up udah pasti paham mana tempat-tempat enak buat sarapan. 🌬️💨🍔🥪
🌝🌝🌝
Pasar sangat ramai, setelah menimbang-nimbang untuk berhenti dan makan di pinggir jalan sepertinya gak jadi, karena sebelah kanan jalan gak ada indomaret. Rencana kita mau makan dan sekaligus mampir ke Indomaret buat beli gas yang semalem disita petugas. 🐻❄️🐻❄️
Akhirnya mobil melaju kembali,
"Ada lagi di depan a, banyak disini kok tempat makan" Saran dari akang sopir.
"OK a, lanjut"
Sepanjang perjalanan Indah dan temennya ikut ngobrol sekaligus flasback ketertinggalan mereka. Disini temennya Indah langsung memperkenalkan diri. Namanya "Nadzer". Dia cukup mengakrabi kami dan gak canggung walaupun baru pertama kali ketemu. Justru dia yang lebih banyak ngajak ngobrol kita. Mana Bu Aini sempet nyletuk pengin tinggal di kampung kaya gini, rumah pinggir jalan raya, depan pemandangan sawah luas dan bukit, sama nanti mau jualan nasi aja. Warung nasi, nasi uduk, nasi kuning dll😂😂 (Kok aku tiba-tiba inget kata-katanya ini yah An).
Beberapa diantara kami juga mengambil foto serta merekam bukit demi bukit yang kami lalui bersama angin yang segar di kota Garut ini.
Akang sopir melanjutkan perjalanan sampai berhenti di kiri jalan. Mobil mula-mula terpakir dan Alhamdulillah kebetulan di depannya juga ada Indomaret. Sayang, belum buka jadi kita sarapan dulu aja. 😪
"Sarapan dulu aja guys, sebentar lagi juga buka tuh Indomaret". Cletuk bang Danu. Emang jalur info orang dalem selalu benar. Gak lama setelah kita menikmati sarapan, si Indomaret buka 🤣🤣
Oh iya, kita akhirnya makan nasi uduk di kanan jalan. Jadi perlu effort dikit buat nyeberang. Wihh rame bangettt suasana-nya. 🍛🍛🍛
Jualan dengan gerobak di pinggir jalan plus masih pagi sepertinya banyak di cari pelancong kaya kita ini. Semua team segera turun.
Untuk harga nasi uduk di Garut per porsi masih masuk kategori murah guys dibandingkan dengan Jakerdah ya, aman banget di kantong😌. Harga satuannya kena 6 ribu (tambah 1 gorengan jadi 7 ribu). Udah murah tapi rasa juga enak euy. Bukan cuman karena kita laper, tapi emang pas nasi uduknya apalagi gorengannya masih anget baru banget diangkat beuhhhh renyahnya, yahhh aku jadi bayangin bau gorengannya nih - jadi pengin makan disana lagi🐣🐣🐥.
Btw selain makan di tempat, kita juga bungkus nasi uduk buat di pendakian. Total ada 7 bungkus + 1 lagi untuk akang sopir. Wah masih aja ya, kalau ada jargon "Apa pun makannya, minumnya Teh Botol Sosro" nah kalau di liburan kita ini "Apapun perjalanannya, makanannya tetap nasi uduk". 🙈🙈
Setelah dapet 8 bungkus, aku segera bayar. Sementara Indah, Danu dan Nadzer melipir sebentar ke Indomaret buat beli Gas dan persediaan air mineral. Semua di koordinasi dari patungan per orang. 💰💸💰
Air mineral yang di beli Nadzer ada 8 botol lalu dibawa masing-masing orang. Tapi disini, kayaknya aku gak bawa air deh, karena tas udah penuh banget hampir meledak hehee💣😂😁. Lalu kita kembali melanjutkan perjalanan hingga kami sampai di jalan setapak yang muat 1 mobil saja. View sepanjang mata memandang sangat luas dikelilingi banyak kebun sayur.
Tapi gak kalah bikin bergidik ialah kanan-kiri jalan tebing euy. Udah mah jurang ditambah jalanannya berkelok, nanjak, curam pas turun. Pokoknya ngeri pollll. Berkali-kali mobil berhenti tiba-tiba di tengah jalanan yang nanjak. Wah disini, teh iklim yang paling keliatan khawatir dan takut si. Jujurly, aku juga takut tapi berusaha calm, padahal di dalem hati pen menjerittt pen buru-buru nemu tempat yang datar. Yang aku dan kak Iklim takutin tuh mobil pick up-nya mundur ke belakang, secara di belakang kita itu kanan kiri jurang. Pliss, oleng sedikit saja, udah beda alam.
Sayangnya, aku gak sempet motret salah satu jalannya. Udah kadung takut duluan soalnya.
Mana niatnya mau holiday kan jadi kepikiran yang macem-macem kalau kaya gini (batinku). Untunglah si akang gendang, eh akang sopir maksudnya udah mahir, jadi kondisi kaya gini udah biasa di tengani dengan santai. Sampai akhirnya kita berhasil sampai di "Tempat Pemberhentian mobil". Disini, kita relaks sejenak, menata ulang isi tas dan dapet banyak wejangan dari warga sekitar. Serta sesekali ngobrol dengan teteh pemilik warung dan warga setempat yang menanyakan kita dari rombongan mana. 👻👻👻
---\Bersambung - lanjut part 10/---
DAFTAR ISI - PARA PENARIK TRACKING POLE SAGARA 🦯
PART 3 - Keberangkatan ke St.Pasar Senen
PART 4 - Moment Injury Time (Seru, Tapi Menegangkan)
PART 5 - Berhasil !!! Naik Kereta Juga ke Garut
PART 6 - Menuju St.Cibatu 21.55 - 02.00 WIB (Pagi Dini Hari)
PART 7 - Tiba di Stasiun Cibatu (Pagi Buta)
PART 8 - Nunggu Mbak Raisandah Lagi (Sabtu Pagi)
PART 9 - Formasi Lengkap, Saatnya "Nyari Sarapan" 🍛🍲
PART 10 - Menuju Basecamp Gunung Sagara
PART 4 - Moment Injury Time (Seru, Tapi Menegangkan)
PART 5 - Berhasil !!! Naik Kereta Juga ke Garut
PART 6 - Menuju St.Cibatu 21.55 - 02.00 WIB (Pagi Dini Hari)
PART 7 - Tiba di Stasiun Cibatu (Pagi Buta)
PART 8 - Nunggu Mbak Raisandah Lagi (Sabtu Pagi)
PART 9 - Formasi Lengkap, Saatnya "Nyari Sarapan" 🍛🍲
PART 10 - Menuju Basecamp Gunung Sagara
0 Comments