Kehampaan

Sumber gambar : id.pinterest.com 


Prolog : Sebuah kisah dari seseorang yang tidak disebutkan namanya, semua nama tempat dan kejadian kami samarkan. 😊👉👈

---------------------

EPISODE - 1️⃣


Perkenalkan namaku CLARA, ini adalah ceritaku. Tokoh kedua dalam ceritaku adalah DAMAR.

🔹🔹🔹

7 tahun sudah kami bersama, putus nyambung dalam hubungan  sering kami alami. Terkadang rasa bosan menghampiri, membuat rasa ego untuk berpaling sangat tinggi, namun aku selalu berusaha bertahan dan menyikapi keadaan lebih dewasa. 

Ini tahun terberat bagiku. 

Aku kembali menjalin hubungan dengan dia (Damar). Sudah 2 tahun kami menyambung kembali hubungan ini, orang tuaku sering menanyakan perihal kelanjutan hubungan yang kami jalani. 

Bukannya aku tak pernah menanyakan hal tersebut, namun setiap ku tanyakan dia selalu membahas perihal keuangan. Aku tau, aku seorang sandwich generetion untuk menabung pun tidak sebesar orang pada umumnya.

Hari minggu ini, aku dan Damar janjian untuk ketemu, tentu aku sangat menantikan hari Minggu segera tiba.

Sudah 1 bulan Damar tidak ada waktu untuk bertemu denganku. Setiap aku merindukannya, aku selalu mengingat kembali awal pertemuan kami. 

🔹 "Pernahkah kalian merasa jatuh cinta setiap hari karena memikirkannya? walaupun aku tahu, pasti ada sifat menyebalkan yang dia miliki."

 

Berkorban Sebisanya 

Damar sangat menyukaiku ketika memakai rok (skirt), tapi dia tak pernah mengharuskanku menggunakan Rok ketika kami bertemu. Sama seperti wanita lainnya, yang ingin melihat pria yang ia cintai bahagia, aku pun membeli satu rok baru dengan model pilsket berwarna hitam dengan gambar bunga daisy yang mendominasi kain rok tersebut.

Hari Minggu yang ku nantikan telah tiba, Damar sudah diruang tamu menungguku sambil berbincang dengan Ibu dan Adik-adikku. Aku memiliki 2 adik,  1 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Adikku kembar tapi tidak identik. Hal yang ku sukai dari Damar, dia dekat dengan Ibu dan Adikku membuat aku luluh dengannya.

Kami pun berpamitan dengan orang rumah, perjalanan menuju sebuah taman di pinggir kota menggunakan sepeda motor. Sepanjang perjalanan kami berbincang dan bercanda hal-hal random. Berbincang tentang para pejalan kaki yang kami temui, cerita-cerita konyol selama kami bekerja atau aktivitas di rumah, sehingga aku merasa suasana hati Damar sedang baik-baik saja.

Ketika kami sampai di tempat yang kami tuju dan tersedia pula minuman/snack yang sudah dibawa, dengan segera kami mengambil duduk dan berbincang.


Aku memberanikan diriku untuk berbcara serius dengannya.

"Yang, terakhir kan kamu bilang belum bisa mengambil keputusan kan?"

"keputusan apa yang?" membenarkan posisinya agar berhadapan denganku

"kemana arah hubungan kita lho"

"ohh ituuu, iya aku masih ada ragu dan takut. Banyak hal yang harus dipikirin, apakah aku mampu meminangmu bukan hanya biaya pernikahan tapi setelah menikahnya. Kamu tau kan aku hanya karyawan swasta."


Aku tersenyum dan menggenggam tangannya 

"yang, aku yang akan mengambil keputusan"

"maksud kamu bagaimana?"  mengernyitkan dahinya


"Jika sampai akhir tahun ini tidak keputusan dari kamu arah hubungan kita bagaimana? aku akan lepas dari hubungan ini. Aku paham apa yang kamu pikirin, tapi aku sudah pernah bilang. Aku pun akan bantu kalau kamu kasih tau, apa yang perlu ku bantu. Hubungan ini ada 2 orang bukan hanya kamu, masing-masing dari kita punya hal yang ditakuti. Tinggal kitanya menurunkan ego kita untuk minta tolong"
Aku menatapnya dengan perasaan tenang.

"Damar, ingat terakhir kita putus. Kamu bilang cinta gak perlu memiliki dan kita gaboleh menyesal"

Damar menganggukan kepalanya

"Dari situ aku belajar, ketika aku memutuskan untuk mencintai kamu kembali aku ga boleh takut kehilangan kamu. Tapi aku harus takut ketika aku kehilangan diriku sendiri. Takut tertekan, batin jalanin hubungan yang ga berujung ini"

Damar menundukan kepalanya, seakan berpikir kembali atau sedang berusaha mengambil satu keputusan. Atau memang Damar sudah putus asa dengan pertanyakan yang aku ajukan, entahlah. Aku hanya melihatnya seperti yang aku lihat sekarang.

Post a Comment

0 Comments

Comments