Jika aku menjawab

 Entah didasari oleh "kekaguman" atau bukan.

🌳Kalimat diatas, menjadi awal aku  mengenalkan kesyahduan dunia pada manusia. Kebebasan berekspresi tidak pernah melawan arah mata angin adalah kodrat dan hakikat manusia berdampingan dengan alam semesta. 

Sumber foto : id.pinterest.com


Sejak kapan menyukai? 

Sejak aku tau bahwa kehidupan kota dan sosialnya sangat melelahkan hati juga pikiran. 

  • Ada manusia yang menyukai keramaian, tapi ada juga yang membencinya. 
  • Ada manusia yang mencintai ketenangan, namun ada juga yang merasa kesepian.
 


🌳 Bagiku, alam adalah nyawa, nyawa dimana aku hidup, tidur atau melakukan banyak perjalanan. Alam adalah tempat tinggal, dari temparam menjadi terang. Jika ditanya, bagaimana kehidupan yang ingin kamu tinggali ?

🌳 Maka aku akan menjawab, "berdampingan dengan alam, melihat panorama hutan menghijau dari kejauhan, menyeka empun setiap pagi, menghirup oksigen tanpa harus pilah-pilih, juga mendengarkan burung, gemercik air, hangatnya matahari dan senja serta aku bisa menikmati perasaan dalam batas yang wajar". 

Aku sangat bising dengan suara "perdebatan". Jadi jika bersama alam, biarkan perdebatan antar energi itu sendiri yang menyatukan kehidupan.

























Post a Comment

0 Comments

Comments