~ Suatu hari yang tidak aku hafalkan abjadnya, tapi hafal betul bagaimana sebuah kalimat merekat erat di kepala. Sebuah buku catatan dengan kalimat-kalimat bijak tergores jelas di catatan kaki pada tiap lembar yang kosong.
Aku membaca, aku menyimak dan aku tanpa sadar jatuh cinta pada serangkaian kata demi kata adalah,
"Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi, Keberanian menjadi cakrawala, dan Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata".
Kalimat yang syarat, yang tersirat kuat karya W.S Rendra ini, menjadi awal aku menyukai kebijaksanaan dalam berkata.
Kesabaran. Kali ini aku berbicara kesabaran yang entah bagaimana satu kata mudah diucap tapi acap sulit dilakukan. Tentang "sabar", kali ini aku berhati-hati mengelola emosi juga isi pikiran. Sadar atau tidak, kadang ketidaksabaran kita akan suatu hal, memberikan dampak pada sisi egois dan ketidakpedulian terhadap perasaan.
Padahal, perasaan adalah hidup terus tumbuh dan mengalami berbagai benturan. Aku sendiri belum mampu mengartikan sabar, apakah dia adalah bentuk
- "menerima",
- "pasrah",
- "berserah" atau
- "diam mengalah".
Jika suatu hari kau atau siapapun menemukan sabar dalam diriku, percayalah itu adalah dari pola yang dibentuk oleh waktu. Pernah mengalami hal yang menakutkan saat amarah menguasai, penyesalan juga rasa salah yang teramat dalam. Jika menemukan kesabaran, mungkin itu hanya setumpuk kapas yang tidak sengaja tertetesi air hingga yang ringan menjadi sedikit berat untuk tetap bisa disebut kapas empuk sebagai tujuan.
Dan, aku bukan tidak tahu sabar dalam artian sesungguhnya, aku hanya mencari seberapa kuat arti sabar dalam memahami perasaan orang.
0 Comments