Pernahkah kita merasa khawatir dengan masa depan??

Dua Jendela Monday, August 01, 2022

Pernahkah kita merasa khawatir dengan masa depan??

Sumber Foto : Pinterest.com

~ Di umur 25 ke atas, rasa khawatir terhadap kesempatan mulai timbul. Dalam mencari pekerjaan misalnya, 25 tahun umumnya adalah batas paling akhir dalam melamar. Walaupun tidak semuanya berobjek pada umur manusia.

~ Namun, saat umur-umur mulai melewati 25 tahun, berbagai hal yabg tadinya kita nggap tenang lambat laun menjadi "harus bergerak cepat".

Dana tabungan yang bagaimana caranya harus menunjukan peningkatan. Pekerjaan yang seharusnya sudah mumpuni dan enjoy life. Juga merangkai masa dimana love relationship adalah rantai hidup selanjutnya.

~ Bagaimana kita bertemu dengan orang yang cocok dengan kepribadian dan hari-hari kita. Menyikapi suatu hal yang dicoba dalam bentuk finansial serba pas-pasan.
Menerima atau menunggu dengan estimasi waktu cukup lama. Bagaimana kita menyikapi semua permasalahan yang datang satu demi satu ke dalam kehidupan yang ingin kita cetak.

~ Banyak dari kita mencari yang lebih baik. Lebih daripada kita yang sekarang. Hal itu wajar dan manusiawi.

~ Namun, bolehkan segala yang sudah terjadi, bentuk kesukaran apa saja, Allah turunkan pertolongan secara tiba-tiba?

Akankah dengan berpasrah, hati kita menjadi lebih tenang menyikapi hidup?

~ Sejujurnya, aku iri dengan kehidupan para ahli sufi. Mereka hidup untuk ber-Tuhan, bukan hidup untuk ber-Tahan.

~ Mereka adalah satu diantara jutaan hamba yang memandang dunia sebagai kertas kosong, lemah dan robek suatu saat. Merekalah para sufi yang sudah meletakan dunia dalam genggaman tangannya, bukan dalam hatinya. Merekalah yang mengerakan dunia berdasarkan pola pikir yang selalu mereka libatkan dalam segala bentuk syukur dan akur.

Sesungguhnya, hidup yang ada sekarang teramat rumit bagi orang yang memandangnya sebagai tujuan.
Bukankah, hakikatnya tujuan sejati kita adalah kampung Akhirat?