~ But Sorry sebelumnya, karena saya telat uppload artikel mengenai judul ini di tanggal 5 Maret 2022. Padahal momen "Hari Raya Nyepi" berlangsung pada hari Kamis, 3 Maret 2022. But, it's OK, GAK TERLALU TELAT-TELAT bnaget yah hehe. 😊😊
Hari Raya Nyepi selalu identik dengan adanya pawai Ogoh-ogoh. Menariknya, masyarakat Bali akan membuat kegaduhan semeriah mungkin degan suara gamelan khas bali sambil mengarak Ogoh-ogoh keliling desa dan kota.
================================
Perayaan Hari Raya Nyepi di Balu selalu identik dengan pawai Ogoh-Ogoh. Hayoo, kamu pasti sudah lihat deh kemeriahan "Pawai Ogoh-Ogoh" yang akhirnya boleh digelar tahun ini setelah hampir dua tahun ditiadakan karena alasan pandemi.
Penasaran, sebenarnya apa makna Ogoh-ogoh? Yuk kita simak ulasan berikut ini :
PAWAI OGOH-OGOH
~ Malam sebelum menjelang Hari Raya Nyepi adalah malam yang meriah di Bali. Masyarkat membuat kegaduhan untuk mengusir roh-roh jahat. Di malam tersebut, ada upacara "Ngerupuk" dengan pawai Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh adalah patung yang dibuat dengan wujud menyerupai roh-roh jahat (bhuta kala), raksasa atau siluman black magic. Ogoh-ogoh tersebut akan diarak dengan sauara gamelan khas Bali.
Kerangka Ogoh-ogoh biasanya terbuat dari bambu atau kurungan ayam, dibungkus kertas semen bekas dan dipulas warna-warni.
MAKNA OGOH-OGOH
Dilansir dari Harian Kompas, 23 Aplril 1994, arakan Ogoh-ogoh mulai muncul pada 1983 yang digelar oleh anak-anak muda Banjar di seputaran Denpasar. Bagi masyarakat Bali, Ogoh-ogoh bukan hanya sekadar patung raksasa yang diarak keliling desa kemudian dibakar. Akan tetapi memilki sebuah makna sebagai "Simbolisasi unsur negatif, sifat buruk dan kejahatan yang ada disekeliling kehidupan manusia".
Hal bermakna perusak tersebut akan dibasmi dan unsur-unsur di bumi harus dinetralkan. Itulan mengapa, seusai diarak, Ogoh-ogoh harus dibakar.
Sumber referensi : @linetoday
0 Comments