Terus Tumbuh Jangan Layu




 "Udah lah, mau diapain lagi sudah mepet banget waktunya. Ngulur waktu juga gapapa. Ini cuman soal siap nggak siapa aja. Udah males, udah banyak kecewa dan putus asa." 

Celoteh yang terdengar hampir ratusan kali terlontar, termaki-maki setiap pagi ke pagi lagi dan begitu seterusnya. Sampai ada seorang berkata :

"Untuk apa kamu melakukan sepanjang tahun ini? untuk diri sendiri, untuk orang tua? atau untuk siapa. Jadikan mereka motivasi, jadikan mereka sebagai terkabulnya impian. Kamu hanya sedang "capek sendirian". Tapi mereka lebih daripada mendo'akan secara terang-terangan setiap waktu. Apakah mau secepat itu mengalah??"

Perkataan itu sangat membekas, bahkan yang teringat saat itu hanya "menyudahi" dan melawan "enggan beresiko". Tapi luar biasa, hal serumit itu, sekarang aku tertawakan dengan nyaring. Seolah rasa kemarin adalah kalah talak dibandingkan semangat dan perlawanan sengit yang saya berikan. Dan soal setuju atau tidak, itu urusan utama yang harus dikendalikan. Dan saya "setuju" untuk mengakhirinya dengan baik walaupun tidak sebaik seorang profesional atau seorang planner terbaik. Tapi, aku sudah melampaui jauh tentang dugaan-dugaan yang kurang baik terhadap diri sendiri. 

If Other people can, I can you can do it, better.


Post a Comment

0 Comments

Comments