~ Bahkan ada suatu malam yang menangis tanpa mengeraskan isak, adalah lebih baik daripada hanya menjadi seorang pecundang. Lantas, dia hanya banyak diam, entah trauma yang masih membekas atau memang tidak pernah ingin ada masalah dan kemarahan orang. Dia bahkan tidak memahami dirinya terabaikan, tidak sadar terlalu direndahkan orang dan tidak berupaya mencegah untuk diperlakukan lebih baik.
~ Dia sibuk memikirkan kesenangan orang. Dia menyimpan banyak kepalsuan yang dikelola dengan sangat rapi. Cukup orang lain yang bertugas membenci diri dia, tapi dirinya jangan. Dia seorang yang ambisi, namun sangat takut dengan bentuk keretakan apa pun bentuknya. Dia pernah mengalami perasaan pecah berkeping-keping, namun terluka seorang diri hanya untuk mengumpulkan kembali pecahan kepingan tadi. Tidak tau sampai kapan, tapi bagi dia, kebahagiaan hanya bisa ditukar dengan kedamaian. Dia adalah dia yang orang lain hanya melihat kulit luarnya saja. Dia sungguh sangat merasakan "kecewa" tapi lama dipendam sedalam-dalamnya.
~ Dia tetap berdiri tegap, dia bahkan tidak sadar kakinya sedang terluka. Dia tidak merasakan sakit itu, hanya merasakan di depan sana banyak yang menunggu untuk menyelesaikan permasalahan yang bahkan bukan masalah pribadinya. Dia terlalu polos atau memang bodoh. Dia tidak pernah menghargai waktunya, dia hanya menekan kedamaian disekelilingya. Dan pada suatu malam, dia sangat membenci dirinya sendiri. Dia tetap hidup dalam hati yang sama, dia hanya perlu merecycle semua memorinya. Dia telah ada selama 25 tahun membetuk diri dengan lingkungan yang beraneka rupa. Dan kabarnya, dia ingin melupakan semuanya. Apakah dia mampu? kita liat saja.
Untuk DIA yang sangat menyebalkan hari ini.
Jakarta, 15 September 2021
0 Comments