CUKUP


 
> Darimana tau, kalau kamu lemah saja tidak pernah dijadikan evaluasi diri. Iyah paham, kamu selalu menggilai satu hal, dan menghapus hal yang lain dalam waktu bersamaan. Kamu sangat suka manis kan?, Tau, tau banget kok. Setelahnya kamu bakalan sakit kan, paham kok. Udah bukan hal baru kamu selalu begitu. Menuruti ego sesaat, mencicipi manis sekilas, membuang bualan yang sangat pedebah sekali. Bau yang tajam jika didiamkan, tapi tetap saja ditelan dan menjadi bagian kehidupan. 
Lucu... tertawa boleh? 
 
> Kamu bahkan kehilangan siapa diri kamu jika berada dalam lingkungan yang memaksamu untuk menerima banyak argumen sesuka mulut mereka kebanyakan. Ayolah, ini bukan panggung mutlak mereka. Sama-sama numpang, tapi lagaknya seakan paling benar. Bulshit, semua selalu melihat secara kepribadian baik yang mereka pegang. Bahkan, apakah mereka bisa paham menghargai perasaan orang? Tidak bisa dikira-kira jika sesaat emosi selalu menguasai cerita yang berjalan ini. 
 
> Terserah, jika itu anggap sebagai kesalahan pada satu orang, dan menganggap kebenaran ada pada diri mereka, silahkan saja terus menggumam sampai saya benar-benar muak dan menuliskan banyak kemuakan demi kemuakan pada kertas ini. Silahkan dilanjutkan, saya rasa, mereka super maha benar. Tetap bilang mahluk tidak sempurna, tapi tetap ingin diakui paling hebat. Wow sekali, disgusting saya jadi melihat searah dan sekitar.

Post a Comment

0 Comments

Comments