Yang Kaya Makin Kaya, Yang Miskin Tambah Miskin

 


Yup, judul itu bukan lagi sekadar pepatah, tapi benar-benar terjadi di Indonesia. Pandemi memang masa-masa yang berat. Buat yang hidupnya pas-pasan, bisa saja itu memperburuk situasi.

 

Tapi, buat yang punya ‘sumber daya’ (baca: uang), sih, kayaknya enggak ada masalah. Mereka sudah pasti bisa bertahan dan punya pilihan untuk memperkaya diri. Mari kita bicara data.


Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, orang miskin Indonesia berada di angka 27,54 juta per Maret 2021. Kalau dibandingkan total populasi, persentase orang miskin Indonesia adalah 10,14 persen. Angka itu sendiri naik 1,12 juta dibanding jumlah orang miskin Maret 2020 sebanyak 26,42 juta orang.


Tapi, kalau dibandingkan data terakhir, angka kemiskinan Indonesia turun tipis. September 2020 lalu, orang miskin berada di angka 27,55 juta orang, yang artinya jumlah di Maret 2021 turun 0,01 juta.


Kalau diartikan, bisa jadi 1,12 juta orang itu banyak bergantung kepada bantuan pemerintah selama setahun pandemi. Eh, bantuannya malah dikorupsi. Ckck, dasar tak punya hati nurani.


Kalau bicara wilayah level pulau, Pulau Jawa juaranya. Ia jadi peringkat teratas sebagai daerah dengan penduduk miskin sebanyak 14,75 juta orang. Sementara yang paling makmur, alias minim penduduk miskin adalah Pulau Kalimantan dengan 1,01 juta orang.


Ternyata, nih, penambahan orang miskin banyak terjadi di kota. Per September 2020, orang miskin di kota adalah 12,04 juta orang. Jumlah itu bertambah 138.100 orang menjadi 12,18 juta orang. Kalau angka kemiskinan di kota bertambah, lain cerita bagi yang ada di pedesaan.


BPS mencatat, orang miskin di pedesaan turun 145 ribu orang dari 15,51 juta di September 2020 menjadi 15,37 juta orang pada Maret 2021. Misalnya kayak apa yang terjadi di Jakarta dan Bali.


Meski orang miskin di kedua wilayah itu enggak sebanyak di tempat-tempat lain, tapi jumlahnya bertambah dibanding September 2020. Bali sendiri merupakan wilayah dengan orang miskin terendah sebanyak 4,53 persen dengan 201,97 ribu orang, naik dari yang dulu berjumlah 196,92 ribu orang.


Hal yang sama juga terjadi di Jakarta yang menempati posisi kedua. Di sana,  orang miskin berada pada persentase 4,72 persen alias 501,92 ribu orang, naik dari yang dulunya 496,84 ribu orang. Makanya, kedua wilayah itu dapat perhatian terbesar pemerintah untuk pemulihan ekonomi.


Percaya enggak, di saat yang bersamaan, jumlah orang kaya dan sangat kaya Indonesia juga bertambah, lho. Itu berdasarkan laporan Credit Suisse bertajuk Global Wealth Databook 2021.


Dari data itu, orang kaya Indonesia bertambah menjadi 171.740 orang pada tahun 2020, dari 106.215 orang pada tahun 2019. Selengkapnya lihat tabel di bawah.

 

 

Enggak hanya tambah kaya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bilang, mereka masih bisa menabung. Jumlah simpanan pada Bank Umum naik 11,07 persen dari Rp5.982 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp6.644 triliun pada akhir 2020.


Kata LPS, sih, kelompok yang paling banyak menabung adalah mereka yang punya duit lebih dari lima miliar rupiah. Kata Ekonom Awalil Rizky, sih, data kekayaan enggak selalu sejajar dengan data kemiskinan dari BPS.


Awalil bilang, data kekayaan dari Credit Issue serta peningkatan simpanan patut dikaji lebih dalam. Sembari menunggunya, Awalil berharap ini bisa dijadikan pertimbangan untuk penyesuaian tarif pajak bagi masyarakat.

 

Bener. tuh, jangan orang miskin saja yang terus jadi tumbal. Sudah hidupnya susah, dibikin sengsara lagi dengan beban pajak yang seharusnya bisa digeser ke yang lebih mampu.

 

Pertarungan kelas sosial emang sengit, guys. Satu-satunya harapan, ya, adanya nilai kemanusiaan. Eh, tapi, kira-kira para penimbun oksigen dan penjual obat harga selangit masuk daftar itu enggak, ya?

 *) Andara Rose

Sumber :Hallo@narasi.tv

Image

 

 

Post a Comment

0 Comments

Comments