Sidak Kantor Bandel di Jakarta Berujung Kemarahan Anies

 

Sumber gambar : suara.com

 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan marah besar.


Itu terjadi saat Anies melakukan sidak ke kantor-kantor non-esensial dan non-kritikal yang masih bandel mempekerjakan pegawainya selama PPKM Darurat. Padahal, kan, sudah jelas, hanya kantor di sektor esensial dan kritikal yang boleh work from office (WFO).


Perusahaan yang kena semprot Anies itu adalah PT. Equity Life dan Ray White Indonesia. Dalam video yang beredar, Anies sedang memarahi bagian HRD Ray White Indonesia. Ia menuduhnya egois dan tak bertanggung jawab.


“Ini bukan soal untung rugi, ini soal nyawa,” tegasnya. Anies juga tambah geram tatkala ada ibu hamil yang masih disuruh bekerja. Aduh, padahal kalau terinfeksi Covid-19, ibu hamil akan mengalami kondisi parah dibanding yang lain. Belum lagi risiko kehamilan prematur dan komplikasi lainnya.


Sebagai akibatnya, kedua perusahaan itu enggak akan berakhir dengan kemarahan Anies saja. Anies akan memanggil polisi untuk memprosesnya secara hukum karena telah melanggar Undang-Undang Wabah. Setelah itu, Anies menempeli pintu perusahaan itu dengan segel dan tak boleh beroperasi sementara.


Tak hanya mereka, di hari pertama sidak dengan target 74 perusahaan, sebanyak 59 kantor di Jakarta telah ditutup sementara. Tapi, enggak semua kayak PT. Equity Life dan Ray White Indonesia yang melanggar aturan. Ada pula yang ditutup karena salah satu pegawainya ada yang positif Covid-19.


Ini tentu jadi peringatan buat kantor-kantor yang masih tak mau taat aturan. Kalau masih saja nekat, Anies bakal menutup kantormu, bahkan tak segan mencabut izin usahanya. Nah, kalau kamu dipaksa bosmu WFO, kamu bisa lapor di JAKI. Bisa secara anonim, biar tak dianggap cepu sama perusahaan.


Memang bekerja di kantor lebih mengasyikkan dan enggak gampang burn-out. Tapi, ya, masa kamu memilih kesenangan sementara dibanding nyawamu sendiri?


Iya, risiko penularan Covid-19 saat ini seharga nyawa, guys. Kamu menyaksikan sendiri, kan, kegentingan akibat Covid-19? Entah itu di media, di rumah sakit, maupun di sekelilingmu, semua memperlihatkan keadaan pandemi sudah gawat darurat.


Pada Sabtu (03/07) saja, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan prediksinya. Bahwa masa kritis pandemi bakal terus berjalan dalam dua minggu ke depan. Itu karena kasus harian Corona terus merangkak naik, setelah pecah rekor 20 ribu kasus dalam sehari.


Misalnya, pada Minggu (04/07), kasus harian bertambah 27.233 orang. Sehari setelahnya, kasus bertambah sebanyak 29.745 orang yang positif. Dan Selasa (06/07), Indonesia pecah rekor lagi dengan 31.189 kasus harian baru.


Namun, ini belum puncaknya. Kata Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, puncak kasus akan terjadi di akhir Juli sampai pertengahan Agustus. Dicky bilang, seberapa bahaya puncak itu, ya, tergantung hasil pengendalian selama tiga minggu ini.


Alias selama PPKM Darurat kita masih lengah, enggak menutup kemungkinan kita bakal menghadapi keadaan terburuk saat puncak nanti. Tapi, tenang, katanya, sih, Luhut sudah merancang skenario kalau-kalau situasi itu benar terjadi. Ancang-ancang itu akan diambil jika jumlah kasus harian sudah di atas 40 ribu.


Pertama, pemerintah akan menyiapkan suplai oksigen dan obat-obatan. Luhut sendiri telah memerintahkan seluruh perusahaan oksigen buat memprioritaskan 100 persen produksinya untuk keperluan medis selama dua minggu ke depan. Pos oksigen juga telah dibentuk di Cilegon dan Batam.


Luhut juga telah meminta kerja sama dari Singapura untuk memesan 10 ribu oxygen concentrator. Pesanan serupa juga telah dilakukan kepada negara-negara lain, jika stok itu kurang dan kasus harian berada pada 60-70 ribu sehari.

 

Pemerintah juga telah membuka Asrama Haji Pondok Gede sebagai tempat ICU dengan kapasitas 800 pasien. Kedua, pemerintah bakal memantau PPKM Darurat menggunakan indeks mobilitas dan cahaya malam.

 

Kata Luhut, keadaan bakal terkendali kalau ada 30 persen penurunan mobilitas. Tapi, Luhut bilang, penurunan lebih baik sampai 50 persen karena adanya varian Delta.


Tuh, pemerintah udah siap. Mari kooperatif dan jangan biarkan PPKM Darurat sia-sia. Stay safe dan #JanganNungguGiliran.

 

*) Andara Rose



 

Post a Comment

0 Comments

Comments