Buku ini berisi kumpulan esai yang ditulis Kim Sang-hung tentang renungannya mengenai makna kehidupan yang selama ini dia jalani. Kita dapat membaca buku ini secara acak dan tidak berurutan karena tiap sub-bab yang dituliskan tidak mempunyai keterkaitan.
Sebagai buku self improvement, buku ini menjadi jenis bacaan yang cukup ringan dan mudah dicerna dengan kalimat terjemahannya yang cukup nyaman dibaca. Membaca buku ini membuatku merasa seperti sedang mendengarkan seorang teman lama bercerita.
Kisah yang diceritakan
kebanyakan cukup sesuai dengan apa yang kita semua rasakan, tentang
kekhawatiran mengenai penilaian orang lain terhadap kita, tentang rasa
takut kita dalam memulai sesuatu yang sebenarnya ingin kita lakukan,
sampai perenungan tentang arti sebenarnya dari sebuah kematian, seperti
apa yang ditulis pada salah satu kutipan yang kusukai dalam buku ini,
"Kematian yang sesungguhnya terjadi ketika tidak ada seorangpun yang
mengenangnya." (hal. 83)
Tetapi, mungkin ada beberapa orang yang akan merasa kecewa dengan
ekspektasi judul buku ini. Tidak semenyeramkan kesan yang diberikan oleh
judulnya, buku ini justru menjadi bacaan ringan yang menghangatkan hati
pembaca. Namun meskipun begitu, buku ini sangat aku rekomendasikan
untuk kalian yang sedang membutuhkan teman agar tidak merasa lagi
sendiri.
Oh ya, Klub Buku Narasi lagi punya proyek nih, namanya #FridayReadDayKBN. Kalau kamu suka baca sekaligus mengulas bacaanmu, kamu bisa banget ikutan! Caranya gampang banget. Buat ulasan tentang buku yang sudah kamu baca dalam bentuk tulisan atau video dan unggah di akun Instagram. Jangan lupa tambahkan tagar #FridayReadDayKBN ya!
Kamu juga bisa ikutan monthly challenge, lho. Nanti, karya-karya terbaik bakal dipilih setiap bulannya dan bakal dapat buku gratis dari giveway! Seru kan? Rugi banget kalau enggak ikutan!
Sumber :Hallo@narasi.tv
*) @triastitag via #FridayReadDayKBN by @klubbukunarasi
0 Comments