Sampai Kapan Aparat Harus Pakai Kekerasan?

 


Masih ingat janji pemerintah saat mengumumkan PPKM Darurat? Itu, lho, yang katanya, mereka bakal menindak tegas pelanggar aturan saat PPKM Darurat sudah dilakukan. Enggak ada kompromi.


Well, memang seharusnya begitu. Tapi, pelaksananya sering berlebihan, nih. Bukannya mengamankan, malah jadinya adu mulut. Kamu tahu, kan, video viral penjual kopi pinggir jalan di Lampung yang dibentak aparat untuk segera menutup warungnya?


Sang penjual memang salah, sih, karena berjualan di atas waktu yang ditentukan. Tapi, aparat juga enggak bisa dibenarkan. Alih-alih mengingatkan dengan cara yang bersahabat, mereka malah memarahi penjual itu habis-habisan.


Enggak terima, penjual itu juga ikutan nyolot. Dia marah karena mereka terlihat ‘mentang-mentang’, memanfaatkan statusnya sebagai aparat berseragam lalu seenaknya menindas orang. “Bapak masih bisa gajian. Saya gimana bisa makan?” tandasnya.


Di kondisi sekarang, penindakan pelanggar PPKM Darurat memang dilematis. Aparat mungkin sudah lelah berjaga siang malam. Tapi, bagi usaha-usaha kecil kayak penjual kopi itu, mereka memang enggak punya pilihan selain harus melayani pelanggan secara sembunyi-sembunyi.


Video razia aparat kembali viral pada Kamis (15/07) lalu. Tapi kali ini, mereka benar-benar keterlaluan. Seorang petugas Satpol PP di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memukul pasangan suami istri pemilik warung kopi. Sebenarnya, warung kopi milik Ivan van Houten dan istrinya, Romsiyati sudah ditutup.


Mereka berada di warung karena mau siaran langsung endorsement produk di Facebook. Setelahnya, ada petugas dari PPKM masuk dan mengingatkan prokes. Anehnya, dia juga mengomentari daster yang dikenakan istri Ivan. Lha, apa hubungannya PPKM sama baju, dah?


Setelah petugas PPKM keluar, gantilah petugas Satpol PP bernama Mardani Hamdan (hasil penelusuran warganet), yang masuk. Ia langsung beradu mulut dengan Ivan dan tiba-tiba memukulnya secara beringas. Enggak terima suaminya dipukuli, Romsiyati berdiri dan berusaha melerai.


Tapi, petugas tak juga menghentikan pukulannya. Romsiyati lantas tersulut amarah lalu mengangkat kursi dan melemparkannya kepada Mardani. Mardani jadi tambah marah. Ia berbalik memukul wajah Romsiyati yang saat itu tengah hamil sembilan bulan.


Padahal, Ivan dan Romsiyati enggak bersalah. Mereka sudah taat aturan dengan menutup warung pukul 19.00. Pelanggannya pun bilang, sudah dua hari dirinya ingin mampir tapi selalu tutup. Artinya, mereka memang selalu taat prokes.


Untungnya, Romsiyati dalam keadaan sehat, pun juga janinnya. Kasus ini pun mereka laporkan ke polisi. Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, Adnan Purichta Ichsan yang mendengar kabar ini mengutuk sikap petugas. Ia tak mentolerir kekerasan dan minta kepolisian segera mengusutnya.


Adnan juga berpesan, seorang aparat sebaiknya bertindak tegas. Tapi, bukan berarti tegas diartikan dengan bertindak kasar. Hadeh, yang ini sudah kasar, beraninya sama ibu hamil lagi. Sejauh ini, Kepala Satpol PP Kabupaten Gowa, Alimuddin Tiro sudah meminta maaf atas perilaku anak buahnya.


Namun, Mardani enggan mengakui kesalahan karena ia sedang menjalankan tugas. Dia merasa benar dan membiarkan hukum yang berbicara. Yaelah, di mana-mana enggak ada yang bisa dibenarkan dari penyelesaian masalah dengan kekerasan, keles.


Kalau itu menurutnya benar, ya, berarti pada dasarnya dia orang yang kasar aja. Sok-sokan pakai dalih suci ‘menjalankan tugas’ lagi. Padahal, kan, menjalankan tugas ada banyak cara. Kayak di video ini misalnya, Satpol PP Kota Bogor yang menegur pedagang baik-baik.


Mereka mengingatkan pelan-pelan namun tegas, kalau selama PPKM Darurat enggak boleh ada pelanggan yang makan di tempat dan hanya boleh buka sampai pukul 20.00. Mereka juga menenangkan pedagang agar sabar dengan keadaan ini. Setelahnya, para pedagang diberi sembako, deh.


Duh, pantas, sih, kalau yang begitu banjir pujian dari warganet.


Ada juga yang menertibkan dengan cara unik. Misalnya kayak Satpol PP Semarang yang membeli dagangan serta lapak seorang penjual. Sudah pedagang senang karena punya hasil, tugas Satpol PP pun kelar.

 

Jadi, alasan menertibkan pakai kekerasan itu sudah basi, guys. Kalau ada aparat yang begitu, langsung lapor dan viralkan!

 

*) Andara Rose

umber :Hallo@narasi.tv

Image

 

Post a Comment

0 Comments

Comments