Kenalan Dulu dengan Spyware Pegasus yang Incar Ponsel Tokoh Dunia

 

Kamu merasa sebagai orang penting? Kalau iya, kamu harus rajin-rajin mengecek ponselmu, nih.


Soalnya, sekarang lagi santer spyware alias alat intai bernama Pegasus. Ternyata, alat itu adalah buatan perusahaan Israel, NSO Group dan sudah jadi langganan beberapa pemerintah dunia buat memata-matai ponsel ‘orang berpengaruh’. Misalnya, kayak jurnalis, aktivis, petinggi perusahaan, dan politisi.


Baru-baru ini, terbit sebuah laporan dari Forbidden Stories, organisasi non-profit yang berusaha mengungkap ancaman terhadap jurnalis, yang bekerja sama dengan Amnesty International. Mereka menemukan Pegasus Project yang telah memata-matai 50 ribu nomor telepon.


Kebanyakan dari mereka adalah jurnalis dan aktivis. Selain itu, Project Pegasus juga diduga sedang mengintai tiga presiden, sepuluh perdana menteri, dan seorang raja. Presiden Prancis, Emmanuel Macron adalah salah satunya yang dikabarkan tengah disadap atas permintaan Maroko.


Well, sebanyak 11 negara diduga sudah jadi ‘pelanggan tetap’ Pegasus, termasuk Maroko. Negara lainnya seperti Meksiko, Azerbaijan, Kazakhstan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, India, Bahrain, dan Rwanda juga tak ketinggalan memanfaatkan jasanya.


Tak hanya dirinya, PM Prancis Edouard Philippe, dan 14 menterinya juga masuk riwayat peretasan pada 2019 lalu. Presiden Irak, Barham Salih juga masuk dalam daftar. Kamu ingat kasus peretasan aktivis Ravio Patra, April 2020 lalu?


Nah, Pegasus sempat disebut-sebut jadi dalangnya. Dan cara kerja Pegasus pun, sama persis seperti apa yang terjadi pada Ravio.


Dulu, sekitar 2016, Pegasus pakai cara lama dengan mengirimkan tautan ke ponsel target sebagai jebakan. Setelah tautan diklik, target secara otomatis mengunduh spyware yang telah disiapkan. Namun, pengguna sekarang lebih hati-hati terhadap tautan mencurigakan sehingga cara itu sudah tak efektif lagi.


NSO Group lantas memperbaiki titik lemah itu. Mereka menemukan cara baru yang bisa menyusupkan spyware tanpa disadari penggunanya. Tanpa kamu mengklik tautan apapun atau mengangkat telepon dari siapapun, Pegasus tiba-tiba saja sudah terunduh di ponselmu.


Ibaratnya, kamu enggak tahu kalau pasanganmu diam-diam mengunduh aplikasi pelacak buat memantau gerak-gerikmu gitu, deh.


Kalau sudah bisa mengakses ponselmu, Pegasus bisa melakukan apa saja. Mulai dari membaca pesan dan e-mail, melihat foto, melacak lokasi, sampai merekam dari kamera. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu, ia bisa mengirim pesan mengatasnamakan pemilik gawai ke orang lain.


Masalahnya, kata Alan Woodward, profesor keamanan siber di University of Surrey di Inggris, NSO Group sekarang lebih cerdik. Ia bisa menghilangkan jejak injeksi spyware sehingga sulit menentukan apakah ponselmu sedang disadap atau tidak.


Para ahli percaya, kemampuan ini didapatkan staf NSO Group yang kebanyakan bekas elite militer Israel. Bisa jadi, mereka mengawasi darkweb, tempat para peretas berbagi informasi celah keamanan dari aplikasi tertentu. Mengetahuinya saja sulit, apalagi untuk menghapusnya.


Nah, aplikasi pesan yang rentan banget jadi target Pegasus adalah WhatsApp. Pada 2019 saja, WhatsApp pernah menggugat NSO Group karena telah memasang Pegasus secara diam-diam ke 1.400 ponsel penggunanya.


Tak hanya WhatsApp, aplikasi bawaan iPhone, iMessage juga kena getahnya. Bahkan, targetnya lebih banyak yaitu mencapai satu miliar pengguna. Namun, dari semua tuduhan yang pernah dilayangkan, NSO Group enggak pernah mengakuinya.


NSO Group mengklaim bahwa pelanggannya selama ini hanya menyewa jasanya untuk memerangi para teror dan kriminal. Tapi, kamu enggak usah khawatir karena setiap masalah, pasti ada solusi. Saran Woodward, sih, rajin-rajin restart ponselmu dan unduh aplikasi anti-malware.

 

*) Andara Rose

Image

 

Post a Comment

0 Comments

Comments