Kabar buruk buat Army. Soalnya, BTS dituding menjiplak “Butter”, lagu yang sudah nangkring di peringkat teratas selama tujuh minggu berturut-turut di Billboard Hot 100.
Katanya, instrumen lagu itu bernada persis dengan musik latar belakang (BGM) game asal Jepang, Monster in My Pocket buatan GBelair. Selain itu, melodi “Butter” juga terdengar mirip dengan lagu Luca Debonaire tahun 2020, “You Got Me Down”.
Kalau didengerin, keduanya memang mirip banget, sih. Nah, kalau di dunia fandom, isu-isu kayak gini jadi bahan segar buat para haters untuk menjatuhkan BTS. Namun, bukan fans setia namanya kalau bukan Army.
Mereka mengumpulkan segala bukti kuat kalau idolanya itu enggak melakukan plagiarisme. Well, enggak lama kemudian, tuduhan itu langsung terbantahkan. Mereka menemukan bahwa musik BGM game Jepang itu berjudul “Towering Catastrophe”.
Ia adalah lagu yang disusun Hiroshi Takeyasu dan Kozo Nakamura
yang dirilis tahun 1992. Tuduhan yang beredar luas itupun akhirnya
sampai ke Kozo Nakamura. Mulanya, ia tak tahu lagu “Butter”. Setelah
mendengarnya, ia kaget lagu itu punya melodi yang sama dengan “Towering
Catastrophe”.
Tapi, Nakamura hanya menganggap kesamaan melodi itu hanya
kebetulan saja. Sebuah artikel mengatakan kalau kedua musik sudah bukan
berada di level sampling lagi, melainkan sudah pada taraf sama plek alias plagiat.
Nakamura sebagai komposer asli bertanya-tanya dari mana kalimat
itu berasal karena ia mengaku tak pernah mengatakannya. Lagipula, yang
punya hak cipta “Towering Catastrophe” bukan Nakamura, kok, melainkan
pengembang game Monster in My Pocket, Konami.
Yang kedua, soal lagu “You Got Me Down”. Dari hasil penelusuran
Army, sebenarnya yang punya hak cipta lagu itu adalah Sebastian Garcia.
Mereka juga menemukan unggahan di Facebook bahwa Debonaire mengaku sudah
membeli topline atau bagian chorus dari lagu itu dari Garcia pada 2019.
Selain itu, Garcia juga masuk dalam jajaran penulis lagu “Butter”,
kok. Lagu itu sendiri laris manis di Jepang. Di hari keempat setelah
rilis, “Butter” langsung jadi juara sebagai lagu paling banyak diputar
di Spotify Jepang sebanyak 503 ribu putaran.
Selain itu, selama 5-11 Juli, lagu itu mendominasi Billboard Japan Hot 100.
Kalau kata Army, sih, dengan pencapaian “Butter” yang kayak gitu,
enggak mungkin Konami tak mengenal lagu itu walau hanya sekelebat saja.
Kalau memang plagiat, Konami sudah pasti menuntut BTS sejak lama.
Agensi yang menaungi BTS, Big Hit Music juga telah memberi
klarifikasi terhadap tuduhan ini. Mereka memastikan “Butter” telah
melewati proses finalisasi dan konfirmasi hak cipta terhadap para
penulis lagu. Jadi, enggak ada ribut-ribut lagi soal hak cipta lagu
“Butter”.
Penggunaan melodi di lagu “Butter” ini sebenarnya termasuk interpolation. Artinya, sebuah lagu merekam ulang sebuah melodi atau sebagiannya dari lagu yang sudah pernah ada. Bedanya dengan sampling, melodi yang pernah ada dipakai dengan sedikit atau beberapa tambahan atau sentuhan.
Kalau masalah hak cipta, BTS sepertinya sangat hati-hati dengan
itu. Salah satu anggotanya, J-Hope pernah ‘meminta izin’ seharga 2,7
juta dolar AS atau setara Rp39,1 miliar kepada rapper aslinya, Biana Bonnie untuk membuat remake lagu lawasnya, “Chicken Noodle Soup”.
*) Andara Rose
0 Comments