Ke sekolah dan kampus akan Berjumpa Kawan di Bulan Juli

 Berjumpa Kawan di Bulan Juli



Setelah beberapa kali kabar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka maju mundur, akhirnya pemerintah memastikan hal itu bisa dimulai per Juli 2021.


Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri pada Kamis (25/02) lalu. Kata Pak Jumeri, KBM tatap muka akan mulai dilakukan secara bertahap.


Sayangnya, mekanisme tahapan dibukanya KBM tatap muka tak dijelaskan secara rinci. Pak Jumeri hanya menekankan kalau protokol kesehatan harus terus dilaksanakan selama KBM tatap muka. Nantinya, sekolah perlu memiliki standar operasional yang memadai terkait pencegahan COVID-19 dan juga bekerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat.

 

Hmm, kok malah pemerintah yang menyerahkan pedoman pelaksanaan ke sekolah masing-masing ya? Kok seperti lempar batu sembunyi tangan..


Sejauh ini sih, usaha pemerintah untuk mencegah penularan COVID-19 adalah dengan menargetkan vaksinasi kepada tenaga pendidik. Jokowi optimis bahwa vaksinasi kepada 5,5 juta guru akan rampung pada Juni 2021 nanti. 



Sementara solusi pencegahan dari Mendikbud Nadiem Makarim akan terpusat pada intensitas pelaksanaannya. Nadiem bilang kalau sekolah tatap muka dapat dilakukan paling tidak dua atau tiga kali seminggu secara rotasi. Nah, hal itu baru bisa dilakukan jika vaksinasi telah diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. 

 

Ngomongin sistem pembelajaran di kala pandemi memang enggak mudah. Pada Januari 2021, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) sempat melakukan survei terhadap guru terkait rencana pemerintah membuka kembali sekolah tatap muka. Hasilnya beda tipis.

 

Sebanyak 49,36 persen guru setuju kalau sekolah tatap muka kembali digelar. Sementara 45,27 persen lainnya menyatakan tidak setuju. Lalu 5,37 persen sisanya masih ragu-ragu. Alasan utama para guru yang menyetujui adalah banyak murid yang jenuh jika hanya menatap layar untuk belajar.

 

Alasan kedua, materi dengan tingkat kesulitan tinggi tak akan dikerjakan secara optimal oleh para murid. Alasan terakhir inilah jadi masalah paling fundamental, yaitu keterbatasan teknologi yang dimiliki para siswa.

 

Kalian tentu sering mendengar siswa yang enggak bisa gabung di kelas Zoom karena susah sinyal bukan? Atau orang tua yang tega mencuri laptop biar anaknya bisa sekolah? Duh, miris juga ya kalau kenyataannya begini..

 

Namun, alasan guru yang tidak setuju KBM tatap muka kembali digelar juga enggak bisa dianggap remeh: tak ingin tertular virus Corona. Hal itu menjadi wajar ketika infrastruktur penunjang protokol kesehatan belum memadai. Belum lagi para guru yang sudah sepuh dan berpotensi memiliki penyakit komorbid.

 

Yang pasti, kita hanya berharap satu: pemerintah bisa memberlakukan kebijakan itu sebijaksana mungkin untuk semua kalangan.

 

*) Joshua Agustinus (News Collaborator)

Sumber :Hallo@narasi.tv

Post a Comment

0 Comments

Comments