Bagiku ketika marah
mengajak bercanda, aku sempatkan dalam hati untuk tetap tenang. Jangan sampai
terbawa dalam jurang, menuruti semua yang berimbas panjang.
Bagiku, saat marah,
aku genggam tangan dengan kuat. Lalu aku lantunkan kalimat penuh hikmat. Memilih
mana yang bisa menjadi ungkapan paling tepat.
Bagiku, hanya perlu
berdo’a, agar kiranya aku tidak termakan penyesalan setelahnya. Bercermin pada
kisah terparah sebelum-sebelumnya. Tidak ada rasa bangga dengan marah yang
membabi buta. Tidak ada yang namanya wibawa saat kembali membuka topik bicara.
Bagiku, seorang
singa tidak akan berbicara jika bukan pada waktunya. Singa tetaplah singa yang
akan menjadi raja. Baik mereka suka ataupun tidak suka. DIAM bukan berarti
takut, karena yang berbicara kadang hanya omong kosong dan membuat hati kotor
seluruhnya. Jika yang di bicarakan adalah keburukan dan juga kekurangan
sesamanya.
0 Comments