SABR



Bagiku ketika marah mengajak bercanda, aku sempatkan dalam hati untuk tetap tenang. Jangan sampai terbawa dalam jurang, menuruti semua yang berimbas panjang.

Bagiku, saat marah, aku genggam tangan dengan kuat. Lalu aku lantunkan kalimat penuh hikmat. Memilih mana yang bisa menjadi ungkapan paling tepat.

Bagiku, hanya perlu berdo’a, agar kiranya aku tidak termakan penyesalan setelahnya. Bercermin pada kisah terparah sebelum-sebelumnya. Tidak ada rasa bangga dengan marah yang membabi buta. Tidak ada yang namanya wibawa saat kembali membuka topik bicara.

Bagiku, seorang singa tidak akan berbicara jika bukan pada waktunya. Singa tetaplah singa yang akan menjadi raja. Baik mereka suka ataupun tidak suka. DIAM bukan berarti takut, karena yang berbicara kadang hanya omong kosong dan membuat hati kotor seluruhnya. Jika yang di bicarakan adalah keburukan dan juga kekurangan sesamanya.

Post a Comment

0 Comments

Comments