7.8.2020
Ada banyak kenangan
yang terpasang pada tembok-tembok yang mulai usang. Foto-foto yang pudar terkena
cahaya siang semakin menambah suasana bimbang. Lukisan yang tetap berwarna akan
setia dalam garis-garis lihai tangan mungilnya. Seni adalah kita, yang bisa
mengolah rasa menjadi karsa. Untuk apa mengamati seni?
Untuk arthistik diri, bahwa keindahan selalu tiba di pandangan
mata jika kita mau menjaga dan membuatnya berbeda.
Ada spesial dari gambar disana, meja belajar dan meja kecil diatasnya adalah ukiran seni tangan ayah yang dengan besar hati membuatnya sendiri untuk anak-anaknya belajar. Meja besar untuk menaruh buku pelajaran, dan meja kecil kuning untuk membaca kitab suci-Nya. Semua dikerjakan sendiri tanpa tukang. Bukan menghemat uang, tapi Ayah selalu punya peluang untuk menjadi panutan anak-anaknya dalam berjuang. :)
0 Comments