🌾Dalam kisah yang sering
diceritakan orang, menjadi dewasa itu kadang banyak yang harus dikorbankan. Perihal
kesabaran, aku sudah belajar menutupi tapi yang sabar sesungguhnya adalah
keluarga inti. Lalu soal perasaan, tidak juga aku berani terbuka mengenai sekelumit harga
perasan omelan juga kesalahpahaman selama bertemu seorang diri.
Bagaimana dengan aku?💦💦💦💜💛💚
🌾 Sekuatnya aku berjibaku dengan
rentang, tetap saja harus aku taruh ketenangan dengan udara luar. Sebesar
apapun kekecewaan, tetap harus aku sendiri yang menyelesaikan sampai akar. Aku,
tidak lagi kecil seperti buah baru tumbuh di dahan. Aku menjadi apa yang aku
pilih selagi masih bisa menimbang semua kejadian.
Berumur semakin menjadikanku paham, bahwa sepaham saja tidak cukup untuk menerima semua alasan karena pemakluman.
Tidak !!!, 💥💥💥
ini menjadi caraku untuk bergerak maju, melupakan setiap
moment pahit yang tertinggal dibelakang.
🌾Suatu hari, kelak atau mungkin
tidak sama sekali aku mengingatnya tentang yang sudah basi berlalu dan terkubur
secara paksa di hati.
🌾 Berhenti untuk menjadi sama,
jadilah berbeda dengan cara kamu memandang manusia, dengan cara kami berkata
pada kaca. Bahwa kamu itu harus tumbuh dengan baik, walau setiap rencana Tuhan-lah
yang memegang peranan-Nya. J
0 Comments