Beropini (3)
Bahkan yang aku kira sudah berlari, menurut orang aku masih
tetap diam. Bahkan yang aku kira sudah cepat menurut orang masih lambat. Tentang
cara melihat (sudut pandang) jika semua request dipenuhi, jika semua harapan
orang dituruti, maka aku hanya jadi mesin yang sedia tombol merah dan hijau saat dipantau atau di haruskan seperti itu dan ini.
Gak enak yah, jadi orang yang “gak enakan sama orang” apa-apa dijadikan alasan demi menjaga perdamaian
daripada berkepanjangan dalam urusan yang memuakan. Tapi tau gak sih, ada
banyak manusia setipikal sama, dengan sifat gak enakan juga pada semua orang
yang dia temui. Tingkatannya mungkin berbeda tapi porsi rasa yang ditawarkan hampir
sama. Sama-sama “mengaku iya” seberapa pun menolak besarnya “tidak”.
Salah gak sih orang dengan sifat ”gak
enakan” ini.
Tentu setiap sifat ada plus minusnya. Orang-orang seperti
ini dominan menjaga perasaan orang, tidak asal ngomong, asal janji, asal
senyum. Mereka cenderung memiliki hati yang lebih dalam untuk bisa memberikan
semua yang mereka bisa untuk memberikan pertemanan dan persaudaraan yang tidak
saling bertengkar, bahkan feedback
dari sifat ini adalah balasan serupa saling memberikan keuntungan.
Tapi buruknya apa?
Iyah, orang-orang ini cenderung mengabaikan perasaanya
sendiri, memilih untuk mengalah,
memilih untuk terima dengan se-legowo-nya
walaupun dalam pikirannya… Jelas mereka sangat menduga-duga tentang
pertanyaan-pertanyaan “Kenapa.. Kok bisa… Sampai kapan” dan 5W + 1 H lainnya
yang diajukan secara spontan kepada dirinya sendiri.
Memang tidak baik jika dilihat dari sisi psikis, tapi mereka
hanya melakukan sesuai yang bisa dikendalikan untuk menciptakan nyaman.
Bukan begitu??
Jadi lebih baik kita yang memulai-menjaga-dengan
baik daripada kita yang mengkahiri-bertengkar-menyalahkan kan???
0 Comments