Rame tidak harus rusuh kan?

Rabu, 27 Mei 2020



Pasar Pecakulit-Jayakarta

Sebuah pemandangan lazim yang menyelimuti kerumunan pencari kehidupan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang laris manis terjual. Pagi itu suasana pasar seperti biasa, ramai tanpa ada jarak apalagi sekat. Semuanya membaur memilih apa-apa yang sekiranya diperlukan bagi anak dan suami di rumah. PSBB kali ini mengharuskan Ibu-ibu terus berjuang di pasar, menenteng plastik sayur demi sayur yang rencananya sebagai makan siang, makan malam dan stock simpanan di kulkas dapur rumahan.

Berbicara soal PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang sedang di jalankan oleh Ibu kota (Jakarta), memang terbilang cepat, namun ada sekelompok masyarakat yang memang tidak sepenuhnya menjalankan. Bukan karena mereka tidak patuh aturan, tapi memang keadaan dan kemampuan mereka yang tidak bisa hanya berpangku tangan. Ada banyak persoalan yang silih berganti menggaungkan, tentang uang belanjaan, biaya cicilan motor, bayar listrik, bayar air, biaya anak sekolah dan mungkin masih banyak tunggakan lainnya yang sehari saja berhenti bekerja atau diam di rumah, maka itu akan berdampak tidak baik bagi sekelompok keluarga. 

Tapi tenang saja, masker tetap mengerat kuat di masing-masing orang pagi itu. Ramai bukan berarti berdesarakan, tidak demikian?
Walaupun pasar tempat yang tertumpah ruah segala kebutuhan pokok, tapi para Ibu dan penjual ini masih menjaga interaksi, dengan tidak saling senggol-senggolan. Yah, mirisnya masih saja ada Ibu-ibu yang memaksa masuk kerumunan orang yang sedang menunggu pesanan. Tapi, wajar sih, karena mereka juga ngejar waktu mungkin, atau anak di rumah sendirian belum minum susu barangkali, atau suami mau kerja nyari tambahan sehingga harus buru-buru masak agar tidak jajan di luaran. Kemungkinan-kemungkinan itu pasti ada, kita yang melihat itu memang harus paham betul posisi seorang Ibu dalam keluarga.

Toh, kamu nanti akan jadi seorang Ibu juga kan?

Jadi ada beberapa tips nih yang mau aku bagi tentang menjaga jarak selama PSBB ini, :

1. Tetap gunakan masker walaupun sedang di dalam pasar. Apalagi bau ikan asin, ikan, dan mungkin bau-bau kenangan bersama si Do'i masih tercium sangat tajam.

2. Tetap perhatikan kanan kiri saat mau menyeberang jalan antara pedangan yang saling berhadapan. Di khawatirkan terjadi kecemburuan sosial, apalagi kalau kamu sudah ada yang menggandeng (tangan), jangan sampai salah ambil genggaman tangan mantan ehh.

3. Tawar menawar boleh saja, namun jangan terjadi pemaksaan apalagi pembohongan harga. Berlaku juga jangan cuma asal kasih janji-janji manis jualan sementara si dia masih saja kau gantung statusnya sampai sekarang.

4.  Ambil plastik sayuran dari penjual dengan sisi bawah untuk menghindari bersentuhan atau kontak kulit langsung. Plastik sayur aja di jaga say apalagi perasaan kamu ke dia.

5. Selalu fokus saat belanja, jangan tergiur iming-iming penglaris atau penghabis, karena yang habis kadang tersia-sia seperti perhatian kita ke do'i yang hanya di jadikan habis manis terus tiada kunjung balasnya.

Itulah, beberapa tips belanja di pasar selama PSBB. Semoga bermanfaat. :)
Jadi Ramai bukan melulu soal rusuh dan lempar botol haahha. It's just my opinion about situation in my Capital City.


Lilis Setiani
20:48

Post a Comment

0 Comments

Comments