Setangkai ucapan untuk sebuah moment..
Hari ini, Jum'at 22 Mei 2020 atau bertepatan dengan Ramadhan ke-29 1441 H. Biarkanlah aku untuk pergi, walaupun masih dengan aturan yang sama di gembor-gemborkan saat itu. Biarkanlah aku menuju dengan hati yang rindu untuk bertamu dan berpapasan dengan sahabat-sahabat di kampus yang lama sekali tidak bertemu. Hampir 3 bulan aktivitas kami yang padat, super padat bahkan di tengah malam menghabiskan jam-jam kantuk di kelas. Tapi 3 bulan ini tidak demikian. Rasanya ada yang berbeda dan cukup emmebosankan.
Biarkan disini aku bercerita banyak, dan menampung sedikit luka yang akhirnya terobati juga. Dengan perasaan tidak enak, malam sebelumnya aku chat Bang Danu. Sudah kedua kalinya mereka semua bertemu di tempat itu, namun aku belum pernah bergabung untuk sekadar saling menanyakan kabar dan mengambil gambar senyum di wajah teman-teman yang menunggu jam 6 sore (berbuka puasa) dengan wajah-wajah mulai lesu.
Ines, Lilis, Dwi, Indah, Irfan, Bang Danu, Bian, bagas, Riko, Darwis, Toni
Terimakasih untuk mereka yang dekat, walaupun dengan jarak sebenarnya jauh. Dekat karena mereka sangat membantu, solidaritasnya tidak pantang ragu. Darwis yang selalu menjadi leader untuk menghidupkan grup. Juga semua team yang rame mengikat ke eratan dalam keluarga yang sudah cukup lama terjalin 3 tahun yang lalu. Hidup saja tidak cukup, jika tidak di imbangi saling mengenal dengan tetangga sekitar. Begitu pun dengan masa kuliah yang harusnya jadi waktu yang tepat menampung segala masa pencarian, penghormatan, saling peduli dan mengayomi satu sama lain. Tentang perasaan, sudah tentu aku bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.
Kesendirianku sebelum mengenal kuliah, terbayar sudah dengan dipertemukan mereka yang apa adanya. Tidak mengenal usia, status, strata atau apalah istilahnya. Kita menyebut satu dengan lainnya adalah teman. Kenal nama, kenal nomor induk mahasiwanya. Terimakasih cewek-cewek hebatku selama 6 semester ini. Indah, Ines, Dwi, dan Salu (yang gak hadir). Tapi tengah malam mengirimkan cuplikaan saat awal kenalan sampai,... Yah aku tersenyum melihat kita. Aku menjaganya, seperti saudara perempuan. Perbedaan bukan berati kita harus menghindar, tapi haruslah kita saling menyadarkan bahwa manusia sewajarnya saling memanusiakan. Tentang kelebihan dan kekurangan, aku percaya semuanya seimbang. Dan tidak ada yang paling berkuasa atas perasaan sempurna, kecuali Sang Maha Pencipta..
Terimakasih banyak untuk moment ini, saat dimana aku takut membayangkan lebaran tanpa orang tua. Tapi mereka selalu mendukung dan memberikan banyak ukiran cerita. Terimakasih mamah Indah yang sangat baik, sangat ramah persis Indah yang gak pernah pilih-pilih temen. Semuanya berbaur. Ah, lagi-lagi aku pasti bakalan rindu mereka. Di kota yang terkenal dengan polusi udaranya.
Saatnya kita berjuang lagi untuk setahun kedepan dengan tumpukan kertas skripsi. !!!! Rindu seperti telur ayam, yang lama-lama harus di pecahkan agar hidup semakin bisa berkembang. Menjadi sosok yang lebih bermanfaat.
"Taqobalallahu minna wa minkum, taqabbalallahu minna wa minkum wa taqabbal ya kariim
Artinya: “Mudah-mudahan Allah menerima amal ibadah kita dan kamu semua, dan terimalah ya (Allah) yang maha Mulia”.
Minal Aidzin Wal Faidzin- Mohon maaf lahir dan batin (UBKS SI 2017)
Jakarta, 22 Mei 2020
Indah's Home
0 Comments