Sisi Lain (EPISODE 2)

EPISODE 2


Naira bersiap untuk pergi bekerja, dengan menghela nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan dengan perlahan sembari tersenyum. 
Menatap diri di hadapan cermin, lalu berteriak,
Hari ini adalah hariku. 

Lalu menutup pintu kost-an nya dan pergi ke Halte Busway terdekat. Naira berjalan dengan penuh semangat sambil menatap langit, 
langit jakarta kala itu sangat indah. Bahkan seorang Hamba dengan hati yang tersayat pun bisa menikmati keindahannya. Bukankah wajar jika alam juga harus menghibur isi bumi ini ??
Info Publik - Asyik, Langit Jakarta di Akhir Pekan Terpantau Cerah ...

Ternyata alam begitu baik sampai Naira tak sadar bahwa perjalanan dia menuju tempat kerjanya ditempuh dengan waktu yang singkat, apakah Naira menikmati hidupnya sehingga dia sampai tak sadar bahwa waktu berjalan begitu cepat?. 

-----

Naira bukanlah seorang gadis penikmat kopi, namun hari itu dia sangat ingin dimanjakan oleh kafein disetiap tegukannya. 
Naira berjalan menuju minimart terdekat, ketika hendak membuka pintu, ternyata secara bersamaan ada seorang pria (berlawanan arah atau bersebarangan) pun ingin membuka pintu. 

Naira hanya tersenyum simpul dengan mengisyaratkan bahwa silahkan, kau lebih dulu keluar. Namun, ternyata pria tersebut berkata 
" Ladies firts, girl" 

sambil mempersilahkan Naira masuk terlebih dahulu. Naira menganggukan kepalanya sebagai bentuk terimakasih. Pria itu pun berlalu, dan ingatan itu pun juga berlalu. Naira menuju lemari pendingin lalu mengambil satu botol ukuran kecil minuman kopi dan menuju kasir. Dia pun melanjutkan perjalanannya ke kantor.

Handphone Naira berdering, ditatapnya nama dilayar Hp-nya Bimbim (Bima) . Senyuman Naira mengembang sembari mengusap tombol hijau (menerima panggilan masuk).

"Assalamualaikum Bim, kenapa?" masih sama perasaannya hangat. 
"kamu gak ngantor Ra?" 
 "Oiya kelupaan, Waalaikumsalam hehe." 


"Ini lagi dijalan Bim. Duh kebiasaan burukmu, menjawab salam terakhir" Naira terkekeh

"Ohh oke oke. Maaaf Ra. 
Sudah sarapan belum? Aku lagi beli nasi uduk nih, mau nggak ?" 

Naira baru saja teringat, dia belum sarapan namun sudah minum kopi. Dia menunduk dan menyesalinya. 

Kekasih Senja: Bunga Yang Gugur

"Aku mau Bim, jangan pakai bawang goreng yaa" dengan nada semangat.

"Oke, ditunggu ya mbak" gaya ojol

" hahaha yang cepat ya Mas, nanti saya beri rating 5" 
Naira tertawa dan berhenti berjalan tepat didepan pintu kaca yang besar. 

"Haha oke Ra" pembicaraan itupun selesai. 

Naira masuk kedalam ruangan dan merapikan mejanya. Seorang wanita manis dengan rambut panjang hitam pekat, menghampiri Naira dengan senyuman yang mampu membuat orang lain ikut tersenyum. 

"Nairaa...., kenapa kamu minum kopi? " dirampasnya kopi dimeja Naira. 

"Greta, gak perlu teriak. Aku cuma lagi ingin saja" mata Greta terbelalak.

Perempuan dan Laki-Laki Tidak Boleh Ngopi Semeja! Benarkah ...
google.com

"Ingat lambungmu, sudah sarapan?" dengan isyarat menunjukan letak lambung.

"Belum, tapi lagi titip Bima ko" 
Naira mencoba menatap mata Greta untuk meyakinkan, bahwa akan baik baik saja. 
Greta hanya menepuk jidat dan menyimpan kembali barang rampasannya. 

"Jangan melakukan kebodohan yang sama, karena belum tentu kau akan selamat" dengan nada tajam dan lebih     sangar.

Naira bergidik lalu memeluk Greta dan berkata "it's okay, selama kamu gak bosen nasehatin Aku, Aku yakin semua baik-baik saja" 

Greta melepaskan pelukan itu begitu cepat, Naira heran. Karena tidak biasanya seperti itu, Greta akan sangat menyukai pelukan dari sahabatnya itu, seperti teman layaknya saudara kandung.
 
"Nai, nanti makan siang diluar yuk" ajak Greta dengan wajah muram.

"Ada masalah? " wajah Naira tampak bingung. 

Pembicaraan mereka terhenti, Greta memilih diam dan berlalu. Bima pun datang membawa pesanan Naira.


----
"Ra, ko bengong?" mengibaskan tangannya didepan pandangan Naira.

"Kamu lihat deh Greta ko aneh ya?"  keduanya pun memandangi Greta yang sudah memulai aktivitas bekerjanya dari kejauhan. 

"Kapan sih dia gak aneh Ra? " langsung menyodorkan nasi uduk.
"Hmmm iya, makasih ya Bim" dengan wajah sumringah dan senyuman lebar, "Btw, berapa duit?"

Bima pun melesatkan gombalan lelaki pada umumnya.

"Karena dapat senyuman dari kamu, jadi nasi uduk ini gratis (hari ini)" tertawa ringan.

"Aku bilangin Farrah loh" Naira balas meledek Bima.

"Thanks u Bimbim".Bima berlalu menuju tempat duduknya dan tersenyum. 

Greta adalah sahabat Naira sejak datang ke ibukota, dia gadis yang mau menyapa terlebih dahulu ketika Naira hanya duduk dengan tatapan kosong di terminal bus kala itu. 

Keraguan - Eksepsi Online
google.com

"Anak gadis gak boleh bengong siang bolong." 
Gadis berambut panjang itu menyeka rambutnya dan menundukan kepala agar sejajar dengan wajah gadis yang sedang menatap kosong ke arah depan. 

Naira tersentak kaget, lalu memeluk tas satu-satu nya dengan erat. Greta langsung paham, bahwa Naira adalah gadis polos dari desa yang merantau ke Jakarta tapi tidak tahu harus kemana. 

"Hai aku Greta, tinggal di belakang terminal ini", menyodorkan tangannya mengajak untuk berjabat tangan.
"Saya Naira, dari Bogor" menyambut baik tangan Greta.

----
---BERSAMBUNG--- 
(episode 2)

Penulis : "R"



Post a Comment

0 Comments

Comments