Aku meminta teman berbagi kalimat ini sebagai pengawal hari kamis yang lekas mengusir kantuk tak kunjung mengalah saja.
"berpikir itu capek, kalau mau paham harus berpikir",
Apa maksud kalimat ini di penghujung perpisahan dan penutupan materi. Mencoba menyelami, mencari-cari makna tersembunyi.
Rupanya bukan hanya kesehatan yang diuji. Hati pun demikian adanya telah terbagi. Pikiran tidak selaras pada titik fokus layaknya orang semedi atau meditasi. Malam yang semakin panjang, juga keterangan-keterangan yang kian membuat kita berkaca pinggang lalu bertanya pada kesalahan pengulangan, lagi,,dan lagi...
Ini tidak efektif jika dipaksa masuk dalam logika. Pikiranku rumit bagai benang bola yang terurai lalu dipintal orang orang bukan ahlinya. Sampai beberapa tegukan kopi luwak ikut mencoba membantu daya ingat kita. Ah... rupanya ini sedikit tersia-sia, bukanya aku yang melek melihat arti kata, malahan aku yang di jaga tameng anti mata kantuk sejadinya. Kalimat memang pisau yang harus terus di asah juga di cuci kilap tajamnya. Begitu pula aku dan proses belajar yang semakin lama semakin memasuki semester tua. Bosan yah lama kuliah-nya?
Pertanyaaan - pertanyaan tak kasap mata, yang selalu hadir di tengah-tengah usaha dan Do'a. Rasanya, heeemmm, ingin pergi ke hutan lalu mencari makan eh mencari jawaban maksudnya. Ketika yang online saja tidak terjawab di google sang ahli pencarian kunci ganda. Mungkin, kunci lainnya ada di luaran sana. Memang menerjemahkan dari kalimat ke bentuk gambar atau simbol amat perlu tenaga ektra. Juga sama halnya ketika orang bahagia tapi menahan ketawa. Orang sedih tapi menahan tangisannya juga orang tidak paham menahan ketidaksanggupannya memecahkan jawaban sebenarnya. Ini seperti teka-teki silang, dikasih kesempatan 2 kali itu sudah Alhamdulillahnya kita usahanya. Namun, tetap saja "berpikir itu capek, kalau mau paham harus berpikir". Tolong artikan yang terjadi sebenarnya itu apa ???
Terimakasih yang sudah memberikan report keluhan,
Jakarta, 23 April 2020
00 : 24 WIB
Lilis Setiani
0 Comments