Tentang menyatukan Ego, Beda karakter ?




Dibalik PRAKERIN TINGKAT ATAS (SMK)

 SAHABAT Pengadilan Agama Purwokerto 2014





Lilis Setiani


Jum’at, 12 Jun. 15

Semoga baiknya selalu ada, setiap manusia pasti ada sisi baik dan sisi buruknya, kalian adalah temanku. Pernah mengisi lembaran buku dalam Kehidupanku. 



“Eh Ca, kamu nanti prakerin dimana? Tanyanya kepada Caca yang bisa dibilang sahabat dekatnya Selly di SMK Administasi. 

“ Aku belum tau Sel, aku sih penginnya bisa sama kamu kan jadi gampang komunikasinya, beda kalau diacak sama kelas lain harus nyesuain lagi kan !!! Jawabnya kepada Selly.

“ Iya bener Ca, aku juga penginnya begitu. 
Tapi sisi negatifnya nih yah,,, 
Kalau aku sama kamu satu kelompok prakerin, otomatis kita akan manja lah, gak bakalan dewasa kita kan udah kaya adek – kakak yang setiap hari lagunya kaya anak kecil” Sahut Selly.

“ Iya bener katamu Sel, ya aku terima aja siapa nanti yang bakal jadi teman kelompok prakerin aku. Toh semuanya pasti sudah ditentukan oleh guru – guru dengan pilihan yang terbaik.” Balas Caca.

Kedua sahabat yang mulai bertemu di MOS SMK itu, kini harus siap dengan segala keputusan guru mereka tentang pembagian kelompok prakerin. Hari itu setelah praktik mengeprint surat dan sampulnya, siswa kelas XI Administrasi Perkantoran diam – diam bertanya kepada guru pembagi kelompok prakerin yaitu Ibu Sarah selaku kepala program keahlian. Mereka melihat nama – nama kelompok termasuk instansi mana yang akan mereka laksanakan untuk prakerin.

Namun Selly tak mau berdesakan masuk ke ruang Kajur (Kepala Jurusan) Bu Sarah. Ia lebih memilih tau nanti saja saat di pajang di papan pengumuman. Tapi setibanya ia selesai praktik me-ngeprint, Ia dipanggil oleh Bu Sarah untuk menghadap dirinya di kantor.

Selly segera menemui Ibu Sarah sendirian tanpa di temani Caca. Caca hanya menunggu di luar kantor sembari memandangi kelas sekolah tetangga dari lantai dua sekolahnya. Selly perlahan memanggil Ibu Sarah “ Maaf Bu, tadi Ibu manggil saya ke sini ada apa yah Bu????” Tanyanya pada guru yang terkenal dengan kebijaksanaannya.

“ Owh iya Sel, Ibu mau tanya masalah prakerin.” Kepala jurusan ini mempersilahkan Selly duduk di bangku kecil di hadapan mejanya. Sehingga keduanya sekarang saling berhadapan seperti orang yang mau di wawancarai kerja.


Dilepasnya kacamata berukuran cekung kecil dari mata yang sedikit sembab, mungkin karena  Bu Sarah terlalu keras memikirkan prakerin tahun ini di tambah lagi dengan hasil ulangan siswa yang belum dikoreksi semua dan ia dikejar oleh waktu untuk segera menyerahkan hasil nilai para siswa ke bagian Administrasi.

“ Kenapa ya Bu, ini pasti masalah kelompok prakerin yah Bu.” Tanya Selly kepada Ibu Sarah. “ Iya benar Selly, begini kamu Ibu tempatin di Pengadilan Agama bersama dengan Lita, Putra dan Miko. Ibu awalnya merencanakan kamu dengan Caca, tapi kalau kalian di gabungkan terus takutnya Caca akan ketergantungan. Ibu juga mengikutkan dua cowok  dan Lita di kelompok ini supaya merek kamu bimbing”.

“ Owh ya Bu, gak papa yang penting aku dan ketiganya juga sekelas jadi gak susah jalin komunikasinya nanti. Kalau boleh tau Caca di instansi mana ya Bu?”
“ Caca ibu tempatin di Dinas Pendidikan bersama Ladis anak Administrasi kelas sebelah.”.

            “ Ya sudah kamu sekarang boleh kembali ke kelas.” Perintahnya pada Selly. 

“ Iya Bu, permisi” Jawab Selly. Ia bergegas menuju kelasnya di gedung bawah dengan menuruni tangga yang cukup panjang. Sampai di kelas ia diserbu pertanyaan oleh Caca.



“ Tadi kamu ditanya apaan Sel, ceritain donk sama aku? Terus aku prakerin dimana? Sama siapa? Bertumpuk – tumpuk pertanyaan terlontar dari mulut Caca kepada Selly.
“ Satu – satu napa Ca? Banyak banget pertanyaannya kaya rombongan pariwisata aja hehehhe☺”.

            Caca hanya melempar senyum dengan lesung di pipinya dan mendesak Selly untuk segera menjawab pertanyaan yang membuatnya begitu penasaran. “ Iya aku kasih tau nih, kata Bu Sarah kamu prakerin di Dinas Pendidikan tapi gak sama aku. Katanya kamu bareng sama kelas sebelah namanya Ledis.”
“ Yah aku gak sama kamu, udah ketebak deh. Ya udah nggak apa – apa.” 
Sedikit terlihat lukisan BT diwajah Caca.

Hari itu, semua siswa kelas XI dikumpulkan dalam sebuah aula untuk mendapat bimbingan atau pembekalan sebelum prakerin dilaksanakan. Setelah pembekalan di arahkan kepada para siswa, segera mereka berhamburan menuju ke papan  pengumuman sekolah untuk mengetahui dimana tempat mereka akan melaksanakan prakerin.

Saling berdesakan membuat Selly enggan untuk ikut melihat lembaran nama siswa yang dipajang di papan putih itu. Ia hanya duduk di tangga kecil dengan teman – teman yang sudah lebih dahulu mengetahui tempat prakerin. Mereka semua bersorak ria dengan kelompok yang sudah ditentukan. Disisi lain banyak pula siswa yang menangis karena merasa tidak cocok dengan pembagian kelompok prakerin.

Salah seorang teman sekelas Selly yang bernama Bela menangis terisak sambil bercerita kepada teman yang lain. Lalu Selly mendekati Bela. 

“ Kamu kenapa Bel, kok nangis?”
“ Aku gak setuju dengan kelompok prakerin yang Ibu Sarah tentuin Sel, kamu tau kan siapa aja temen kelompok aku. Satu beda kelas sedang yang satu lagi walaupun satu kelas sikapnya belagu banget. Sebenernya aku mau sama Nenti, tapi gimana udah gak bisa di rubah lagi keputusan yang ada. Aku pikir setelah aku minta kepada Ibu Sarah agar aku dipindah ke tempat yang lebih dekat dengan daerah ini aku akan mendapat teman sekelompok yang menyenangkan, tapi aku salah”.

“ Udah jangan nangis, ini cuma masalah kamu belum akrab aja, aku juga sama Lita toh kita jadi deket sekarang. Anggep aja ini sebagai kedewasaan kamu nanti dengan teman – teman yang berbeda pikiran.” 
“ Iya Sel,makasih ya .”

Setelah pengumuman prakerin Selly dan Lita semakin akrab saja, sebelumnya mereka kurang akrab. Ini dikarenakan dalam kelas mereka banyak kelompok – kelompok yang mengatasnamakan dengan istilag genk. Tapi bagi Selly semua sama saja, tidak ada istilah genk untuk sebuah pertemanan.


Pagi jam 07.00 WIB serombongan siswa beramai – ramai mengunjungi tempat prakerin untuk survey sebelum mereka di tempatkan disitu. Hal ini dilakukan pula oleh Selly dan Lita. Mereka sibuk mencari tempat prakerin yang akan dijadikannya tempat belajar kedua selama dua bulan lamanya. Mereka menaiki bus untuk sampai di Pengadilan Agama tempat dimana mereka akan belajar bekerja.

Sementara Putra dan Miko memutuskan untuk tidak ikut, karena mereka sudah tau lokasinya. Mereka juga tidak akan indekos karena mungki anak cowok, jadi lebih enak bawa motor pulang – pergi. Seharian Selly dan Lita muter – muter mencari lokasi prakerin. Ia turun di depan jalan raya. Dilihatnya sebuah gedung tinggi nan bertingkat dua. Tapi mereka saling bertanya “ pengadilan agama ini apa bukan yah Ta ?” Pandang Selly kepada Lita. “ Aku juga gak tau Sel, kata pamanku kantornya dulu memang deket terminal. Sejak dua tahun yang lalu kantor pengadilan sekarang pindah di seberang jalan raya. Mungkin memang ini tempatnya, coba aja kita tanya ke bapak – bapak penjual minuman di depan gerbang itu.” Ajak Lita.

Mereka berjalan menuju dua orang Bapak yang sedang menjual dagangan di depan gerbang kantor pengadilan dengan salah seorang diantaranya berbadan kurus yang ternyata beliau adalah orang di daerah itu. “ Maaf Pak, Kami mau tanya : “ Apa bener ini gedung kantor pengadilan agama yang  baru.” “ Owh iya benar dik, ada perlu apa adik – adik kesini? Masih muda kok mau daftar gugatan apa?” Ledek dua bapak tadi kepada Selly dan Lita sembari tertawa lebar.

Huh, malu benar Selly dan Lita diledek dengan perkataan itu, seakan – akan mereka sudah berumah tangga. “ Haahaa, Bapak ini bercanda, kami ini masih SMK Pak. Kami ingin observasi tempat prakerin minggu depan.” Balas dua gadis itu.

“ Bapak pikir kalian masih muda mau mengakhiri pernikahan.” “ Ya nggak lah pak, amit – amit jangan sampe itu mah pak.” Jawab Selly. Kemudia mereka berdua berencana mencari kos – kosan yang dekaat dengan lokasi pengadilan. “ Bapak tau dimana tempat kos kosong di sekitar daerah ini?” Selly mencoba mencari informasi kepada bapak penjual minuman. “ Kebetulan sekali dek, Bapak yang kurus ini punya saudara yang membuka kos – kosan.” Bapak berbadan gemuk memberi tau kepada Selly dan Lita.

“ Iya dek, adik saya membuka kos – kos an, mari saya antar.” Kedua gadis SMK itu mengikuti bapak kearah samping kantor pengadilan, tepatnya sebuah gedung besar. Ternyata adik dari Bapak itu penjual juga dan kebetulan sedang berjualan di belakang gedung pengadilan. “ Ibu Hemi, ini ada anak SMK yang mau ngekos selama prakerin. Mereka prakerin di pengadilan agama.”

“ Iya pak”. Bapak yang mengantarkan Selly dan Lita kembali ke tempat jualannya. Lalu Ibu Hemi menemui mereka berdua. “ Adik – adik ini mau ngekos toh, prakerin di pengadilan agama yah?” Tanya Ibu Hemi. “ Iya Ibu, kami sedang mencari kos selama prakerin. Sebenarnya kami ada empat anak. Tapi yang dua cowok, katanya mau bawa motor saja. Kami pikir jika bolak – balik pasti capai mengingat prakerin kami brabrakan dengan bulan puasa Bu.”

“ Iya betul itu Dik, kalau begitu Ibu akan mengantar kalian ke tempat kos. Ibu mau nitip barang dagangan dulu sama temen Ibu yah”.  Setelah Ibu Hemi meninitipkan barang dagangannya, ia mengantar kedua siswa itu ke tempat kos. Ternyata tempat kosnya di seberang jalan. Jadi harus menyebrang jalan untuk mencapai tempat kos.

“ Adik – adik ini dari SMK mana?”
“ Kami dari SMK Muhasaji Bu.” “ Prakerinnya berapa lama Dik?”
“ Kira – kira dua bulan setengah Bu.” Tak terasa mereka sampai di tempat kos. Mereka melihat kamar kos yang kosong dengan didampingi dari sang empunya kos. Tempat kosnya sempit dan tidak ada ventilasinya, jadi terkesan gelap dan sumuk. Selly dan Lita berbincang – bincang sedikit dengan Ibu Hemi tentang harga kos per bulan. Harga kos yang ditawarkan Ibu Hemi Rp 150.000,00 per bulan.

            Selly dan Lita bingung, mau ngekos atau tidak. Melihat tempat kos yang ada terasa tidak enak untuk ditempati, tapi kalau pulang – pergi selama dua bulan lamanya juga terbilang boros belum lagi uang angkutan dan jajannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk depe kos dulu sebelum menempatinya.

            Selly dan Lita lalu pulang ke rumah masing – masing. Selama di dalam angkutan mereka berdiskusi tentang jadi tidaknya indekos di tempat Ibu Hemi. Mereka heboh sendiri di dalam angkutan hingga tak terasa Lita sudah sampai di gang rumahnya dan harus segera turun dari angkutan. Sementara Selly masih sedikit jauh. Bayang – bayang kebingunga terus menghantui Selly di malam hari. Ia berkomunikasi lewat handphone dengan Lita tentang kesepakatan ambil kos – kosan atau tidak. Ibu Selly juga mengungkapkan hal bahwa ia tidak usah indekos mengingat jarak dari rumah ke kantor pengadilan hanya melalui satu angkutan itu berarti cukup mudah. Paman Lita juga mengatakan hal demikian kalau dilakukan terus – menerus pasti terasa dekat jaraknya.

            Akhirnya Selly dan Lita sepakat untuk tidak indekos atau dilaju dengan kendaraan umum saja. Mereka menghubungi Ibu Hemi lewat telephone tentang pembatalan kos. Uang muka yang sudah disetorkan ke Ibu Hemi tidak bisa dikembalikan ke mereka. Tapi mereka enjoy aja tidak memikirkan uang yang sudah di depe kan ke Ibu kos.

            Hari pelepasan siswa prakerin dimulai, tepat hari sabtu semua siswa berkumpul di halaman sekolah sesuai dengan kelasnya masing – masin. Begitu pula dengan kelas Selly, Lita dan kawan – kawan lainnya. Sorak kegembiraan terlihat dari raut wajah anak – anak SMK yang akan menimba ilmu baru di luar lingkungan sekolah. Satu per satu berjalan ke arah panggung untuk meminta izin kepada Ibu dan Bapak guru. Banyak petuah dan nasehat yang Ibu dan Bapak guru berikan selama kami prakerin. Dengan langkah yang mantap dan bacaan basmalah bersama – sama mereka siap melaksanakan prakerin pada hari senin nanti. Gugup sudah pasti mereka alami.

            Selly semalaman tidak bisa tidur bahkan ia kepikiran tentang bagaimana orang – orang di kantor pengadilan agama. Ini adalah pertama kalinya Selly dan kawan – kawan belajar kerja secara langsung dengan orang – orang yang berbeda usia. Ternyata hal yang sama juga terjadi pada teman – temannya, hal ini diketahui Selly setelah ia membuka akun facebook nya.

            Ke-esokan harinya Selly bersiap untuk pergi ke kantor prakerin. Ia berulang kali menghubungi Lita agar bisa naik angkutan yang sama. Tapi sayang, ketika Selly melewati gang daerah tempat tinggal Lita ternyata Lita baru selesai makan. Al hasil Selly harus sampai di pengadilan agama sendirian. Untung lah sambutan baik dari satpam di sana sangat menyenangkan. Tak lama setelah Selly sampai di gerbang pengadilan agama, Miko datang. Selly langsung menghela nafas, rasanya plong begitu ada teman prakerinnya yang datang.

“ Miko?” Selly memanggil Miko. Cowok tinggi berkulit putih itu menoleh dan melajukan sepeda motor biru ke arahnya. “ Cepet banget Sell datengnya, jam berapa dari rumah ? Terus si Lita mana?”
“ Hehe aku jam 06.00 WIB udah berangkat, tadinya mau satu bus sama Lita tapi waktu aku SMS di gang daerahnya malah ia baru selesai makan. Jadi aku sendirian untungnya kamu cepet dateng Mik, kalau engga sumpah aku malu banget n bingung harus ngapain.” Jelasnya pada Miko.

            “ Iya kau juga dari rumah jam 06.00 takut telat. Masa baru awal masuk udah telat. Terus si raja telat “Putra” mana belom dateng juga. Di SMS sana jangan – jangan masih tidur tuh anak.”

“ Iya aku udah SMS Putra, katanya lagi dalam perjalanan begitu pula dengan Lita. Jadi kita tunggu aja disini sampai mereka datang n sekalian nunggu Ibu guru pengantar dari sekolah”. Selly mencoba membuka obrolan dengan Miko. Sebelumnya mereka jarang berkomunikasi di kelas. Tapi semenjak prakerin komunikasi antara mereka ber- empat terjalin dengan baik.

            Miko merasa orang – orangnya aneh disini. Pegawai Bapak – bapak berdasi sedikit menakutkan. Selly mencoba menengangkan Miko “ Mungkin karena kita masih baru, jadi belum kenal betul dengan mereka. Pasti kalau udah lama juga nyaman di tempat ini Mik.”

            Selang beberapa menit, Lita muncul lalu menghampiri Selly dan Miko. Senyum lebar ia arahkan pada kami yang sedang menunggunya tepat di depan pengadilan yang lurus dengan jalan ke gerbang. Lita pun menyapa “ Ih tumben Mik, biasanya kalau sekolah berangkat siangan, udah siap kerja banget yah?”
“ Haha mencoba memperbaiki sikap Ta. Sebenarnya aku rajin bangun pagi tapi tidur lagi hehe”. “ Huh dasar payah !!”. “ Eh Sel, si raja telat mana?” “Aku udah SMS katanya masih di jalan, tungguin aja.” Jawab Selly.

            Tiba – tiba datang cowok berseragam putih abu – abu memaki masker muka dan kacamata hitam dengan motor yang hitam pula menghampiri kami. Ternyata itu adalah Putra. Putra memang anak yang paling super jail di kelas. Selain itu ia juga dikenal guru – guru karena sering telat. Baik telat masuk sekolah, telat mengerjakan PR dan masih banyak lagi.
            Salah seorang karyawan pengadilan menyapa kami “ Adik – adik ini yang mau prakerin disini yah?”  “ Iya betul Bu, kami dari SMK yang akan belajar bekerja di sini.” Jawab Selly. “ Kalau begitu mari masuk ke dalam?”. Ajak karyawan itu kepada mereka. Mereka meng-iyakan permintaan karyawan tadi, karena cukup lama berada di luar seperti orang  kebingungan.

            Mereka dipersilahkan duduk di ruang lobby. Putra merasa senang prakerin di pengadilan. Selain tempatnya bagus ternyata jam kerja di pengadilan hanya 5 hari saja. Itu berarti ada waktu libur selama 2 hari dalam sepekan.

            Setengah jam mereka menunggu, jam sudah menunjukan 06.30 WIB. Tapi guru yang melepas mereka ke tempat prakerin belum juga datang. Lalu terdengar ucapan salam yang ternyata itu guru dari sekolahan. Senyuman menghiasi guru – guru tat kala menyapa mereka.

            Pegawai yang mengurusi bidang kepegawaian di pengadila agama menghampiri mereka dan menerima siswa prakerin dari penyerahan guru SMK. Setelah berbincang – bincang kecil, guru SMK mereka lalu berpamitan untuk melanjutkan ke instansi lain. Mereka serasa berat melepas kepergian gurunya.

            Pegawai berbadan agak gendut memanggil mereka, lalu menyuruh mereka ke ruang atas. Ternyata ia adalah pegawai yang terkenal usil. Pegawai itu bernama Siswo. Pak Siswa membagi tugas kerja kepada ke – empat anak tersebut.

            Selly di tempatkan di ruangan bawah yaitu bidang pelayanan dan kasir. Lita di ruang atas bagian tata persuratan sementara Miko dan Putra di tempatkan di ruang kearsipan. Lita berada satu ruang dengan pembimbing instansi yang menjadi pengarah bagi mereka selama prakerin. Pembimbing mereka di instansi ini bernama Bapak Akmal dan Bapak Doyo. Wah sepertinya Lita akan sangat fokus dalam belajar kerja.

            Lain halnya dengan Selly, ia berada di tempat yang ramai karena berkaitan dengan pendaftaran orang dan mengitung kalkulasi biaya di komputer. Lebih mengasikan lagi bagian kerja Miko dan Putra. Mereka berada dalam satu ruang pasti gak bosan bila di bandingkan dengan Selly dan Lita yang harus berhadapan dengan orang – orang di pengadilan agama.

            Selly kemuadian di antar Pak Siswo ke bawah. Di ruanag bawah dekat dengan ruang pelayanan publik, Selly di perkenalkan ke pegawai lainnya. Ia mendapat tempat duduk di samping Pak Agung. Selly menjadi pembantu kerja Pak Agung secara total.

            Hari pertama kerja Selly masih belum banyak bicara. Ia juga terkesan masih malu untuk mengerjakan tugas yang diberikan Pak Agung. Sebenarnya pak Agung ini pegawai yang ulet tapi kadang juga jail karena beliau sangat klop denga Pak Siswo dan Pak Doyo. Selly mendapat banyak pengalam di hari pertama kerja. Semua karyawan di ruangan Selly sangat baik dan enak diajak bicara.

            Setiap jam istirahat, Miko dan Putra masuk ke ruangan Selly untuk megajak makan siang. Maklum mereka masih belum bisa terpisah antara teman sekolah. Setelah itu mereka mengajak Lita. Rasanya baru kali ini mereka terlihat kompak bahkan dalam hal makan. Itu lah dampak positif dari prakerin.

            Hari – hari berikutnya dijalani Selly, Lita, Miko dan Putra dengan senang. Selain sudah mulai mengenal dan dikenal pegawai pengadilan mereka juga mendapat keseampatan untuk melihat proses peradilan atau sidang berlangsung. Setiap pagi mereka datang leih awal dari pada jam – jam sekolah. Hal pertama yang mereka lakukan adalah bersih – bersih ruangan. Hal ini memang tidak diwajibkan, tapi kata guru mereka dengan mereka bersikap rajin bisa membantu mendapat nilai plus.

            Selly mendapat banyak saudara selama satu bulan prakerin dijalani. Pak Agung juga memuji Selly atas semangat kerjanya. Di bagian pelayanan ada Kak Dwi, Nenti, dan Lusi. Mereka adalah Kakak – kakak yang masih muda dan tentunya bisa nyambung banget kalau diajak bicara apalagi ngrumpi heheh..

            Lita juga mendapat pujian dari pegawai di ruangannya. Wah rasanya mereka ingin tetep bekerja disana lebih lama lagi. Upsss..., kabar Miko dan Putra gimana yah?
Ternyata selama prakerin mereka merasa jenuh, bukan karena pekerjaan yang menumpuk tapi justru sebaliknya. Mereka jarang ada pekerjaan, karena mereka di ruangan arsip yang seminggu sekali pekerjaan datang. Itu pun langsung setumpuk. Jadi setiap hari mereka merasa ngantuk , yang berlangsung sudah mereka tidur di ruangan. Bahkan mereka juga pernah membolos beberapa kali.
             Pak Akmal selaku pembimbing kami di pengadilan agama menanyakan kenapa 2 laki – laki itu sering tidak masuk. Selly dan Lita menjelaskan apa adanya. Huh, akibat ulah mereka berdua Selly dan Lita sering mendapat teguran.

            Guru mereka datang ke instansi untuk memastikan keadaan mereka. Sikap positif dari pak Akmal ditunjukan kepada Selly dan Lita dalam melaksanakan kerja tapi Pak Akmal menyesalkan sikap Miko dan Putra. Sehingga pak Akmal kecewa dengan 2 siswa dari SMK mereka.

            Setelah di tegur pagi harinya oleh pak Akmal, kedua cowok tadi berangkat prakerin dengan lancar tanpa absen. Hari jumat tepanya sebelum shalat dhuhur, ada perayaan pergantian kepala pengadilan agama baru. Mereka semua diajak untuk makan siang di restaurant. Sejak itu ke – empat anak tersebut semakin santai dalam menjalani kegiatan mereka.

Tiga dua terakhir prakeri dirasa berat bagi mereka. Mungkin mereka sudah nyaman dengan  para pegawai disana. Kebetulan mereka melaksanakan prakerin samapi bulan agustus, jadi lebaran mereka lewati di pengadilan bukan di sekolah seperti tahun lalu. Sunagguh pengalaman yang tak bisa dilupakan bagi siswa SMK ini.

Dua hari menjelang hari raya, kantor pengadilan agama meliburkan pegawai mereka termasuk anak – anak prakerin. Semua pegawai merasa senang karena bisa berkumpul dengan sanak saudara di rumah dan ditambah dengan bonus THR (Tunjangan Hari Raya) mereka dapatkan. Sebelumnya anak – anak prakerin sudah membungkus parcel bagi para pegawai. Jadi sebelum libur, parcel – parcel dibagikan ke semua pegawai. Para pegawai juga mendapat uang THR. Tak ketinggalan pula Selly, Lita, Miko dan Putra pun mendapat uang yang cukup banyak. Sudah pasti senang mereka rasakan, baru pertama ini mereka mendapat uang dari kerja nya sendiri.

Uang senilai Rp 150.000,00 merupakan hal yang luar biasa bagi mereka. Semua pegawai hari ini sibuk membereskan pekerjaan mereka. Dari sekian banyak pegawai disana ternyata ada pula yang setiap minggu mudik karena rumah mereka jauh dan berbeda provinsi. Wah salut buat semua pegawai yang bekerja dengan keras.

Satu minggu libur di rumah dirasa sudah cukup dan mereka harus kembali melaksanakan prakerin. Pertama masuk setelah prakerin, Selly dan kawan – kawan bermaaf – maafan. Pokoknya sudah seperti mendapat keluarga baru di pengadilan. Tak lantas baru pertama masuk usai lebaran mereka santai, justru mereka dan pegawai pengadilan sibuk menyelesaikan berkas – berkas pendaftaran yang sudah menumpuk.


Setiap pagi senyum selalu mengembang di antara pegawai dan anak – anak prakerin. Sebuah rekor tercetak oleh Putra, bayangkan ia berangkat hampir setiap hari jam 09.00 WIB baru sampai di kantor. Huh dasar si Putra tidak berubah yah. J

Putra sering mendapat sindiran dari satpam di pengadilan itu, tapi udah biasa kali yah, jadi ia cuek aja. Putra memang sering menjadi bahan ledekan pegawai pengadilan dan ia juga bisa membuat orang tertawa kalau melihat tingkah lakunya yang kaya anak kecil.

Eh, cerita seru menhampiri mereka ber – empat loh. Sudah menjadi keharusan bila tanggal 17 Agustus dilaksanakan apel pagi atau upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Jadi mereka berlatih keras sebagai petugas upacara. Dengan diajari pak satpam, mereka berlatih sampai sore. Kejadian lucu sering terjadi.

Putra, Lita dan Miko ditugasi sebagai pasukan pengibar bendera. Sedangkan Selly sebagai pembaca UUD 1945. Gerakan jalan tegap dari Putra dan Miko yang aneh membuat satpam dan pegawai yang melihat mereka menertawainya. Semua dilakukan demi lancarnya upacara nanti.

Upacara hari yang dinanti dimulai. Selly dan Miko berangkat lebih awal dari biasanya. Begitu pula denga Lita. Tapi sayang Putra di tunggu – tunggu teman dan petugaas upacara lainnya tak kunjung datang. Berkali – kali di hubungi jawabnya sedang dalam perjalanan. Petugas pengadilan memutuskan untuk memulai saja mengingat setelah ini akan ada kegitan bagi para kepala pimpinan, jadi harus dimulai lebih pagi.

Formasi petugas akhirnya di rubah. Selly yang awalnya menjadi pembaca UUD harus menjadi pengibar bendera menggantikan Putra. Pengibaran berlangsung baik, tapi di akhir langkah tegap pulang ada ketidakrapian barisan. Selly tertinggal jauh saat melangkah. Tapi tak apa mereka berhasil melaksankan dengan baik.
Putra datang setelah upacara selesai. Ia dimarahi pak satpam yang menyuruhnya untuk pulang saja. Ke esokan harinya Putra di marahi Pak Akmal. Lagi – lagi ia berulah yang tak pantas. Selain untuk melatih kedisiplinan mereka, upacara ini juga memberi mereka sebuah berkah. Kenapa ? Karena Selly, Lita dan Miko mendapat bonus uang dari pimpinan pengadilan. Putra yang tidak mengikuti upacara tidak mendapatkannya.

Wah tak terasa besok mereka akan melepas kegiatan prakerin. Sedih pasti mereka rasakan. Tapi sekolah sudah menanti kepulangan anak – anak prakerin. Selly mengambil kenang – kenangan di sekolahnya untuk kantor pengadilan. Ia berangkat ke kantor agak siangan, tapi sebelumnya ia sudah meminta izin.

Hari penarikan siswa prakerin ditunggu – tunggu para siswa dan guru. Jam 08.00 WIB guru SMK mereka datang ke kantor pengadilan untuk mengucapkan terimakasih atas didikan para pegawai disana. Sembari menyerahkan kenang – kenangan ke pak Doyo, bu guru menasehati anak – anak prakerin. Lalu guru mereka berpamitan tapi mereka tidak langsung pulang. Hari terakhir prakerin mereka tetap pulang seperti jam biasanya.

Sore harinya para siswa prakerin ini perpamitan kepada semua pegawai kantor pengadilan. Awalnya mereka disuruh untuk perpisahan besok saja mengingat kepala pengadilan sedang dinas ke luar kota. Tapi rupanya mereka ingin segera bertemu teman – teman sekolahnya. Sore hari itu juga para pegawai memberi nasehat dan ucapan terimakasih atas bantuan mereka selama prakerin serta saling meminta maaf atas kesalahan selama kegiatan prakerin di pengadilan.

Hari berikutnya mereka sudah berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah, hiuk piuk siswa saling menyapa dan berpelukan erat dengan teman mereka yang terpisah selama prakerin. Heboh sekali hari itu, hanya senang yang terungkap dari para siswa atas kepulangannya seusai prakerin.

Selly dan kawan – kawan juga saling bercerita pengalaman mereka selama prakerin. Kegiatan prakerin membawa banyak manfaat bagi semua siswa terutama tentang bagaimana harus bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Jadi perlu ditegaskan bahwa prakerin itu sebagai tempat belajar yang efektif bagi siswa SMK.
Tetaplah menjadi siswa SMK yang membanggakan dan di percaya oleh semua orang baik lapisan anak – anak , orang tua atau pun teman sebaya. Prakerin ini menjadi pengalaman yang indah bagi para siswa SMK.

Suatu saat kerinduan akan masa – masa seperti itu ingin kembali terulang, tapi itu tidak mungkin. Yang paling mungkin terjadi adalah ilmu yang di dapat akan terulang embali dalam suasana yang berbeda dan dengan orang – orang yang tak sama.

END

Lilis Setiani


Jum’at, 12 Jun. 15




             



Kumpulan "PESAN TERBAIK" dari orang-orang yang sedang memperjuangkan harapan dan impian mereka :

  1. Bang Jems {Backpacker}
  2. Lilis Setiani {Mahasiswi Univ.Bung Karno -Jakarta}
  3. Kak Tika {Mahasiswi Univ.Trilogi Jakarta & Vol.KBSI}
  4. Welly Irawan {Mahasiswa STMIK Insan Pembangunan}
  5. Rana {My Besty from Egypt}
  6. Retno {Komunitas Kampung Ilmuwan} 


Kumpulan "CERITA SEMINAR & WORKSHOP di BEBERAPA KAMPUS"  :
  1. Seminar IT di Universitas Pertamina
  2. Seminar di Enterpreneur University Bareng Ines Amalia
  3. Seminar Rekontekstualisasi Narasi Si Pitung di Museum Kebaharian Jakarta
  4. Seminar di Universitas Mercubuana PART 1
  5. Seminar di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya - (e-Commerce)
  6. Workshop di Universitas Trilogi (Adobe Premiere  


Beberapa KARAKTER TELAH MENYATU MENJADI TAWA RENYAH yang bisa ditulis, untuk diingat selalu. Momen seperti ini paling ditunggu jika nanti reuni dalam SAHABAT NGAMPUS:
  1.  Ines Amalia (Paling deket, cerewet, gak jaim, gak malu, kadang malu-maluin :))
  2.  Bagas Rizky Perdana (Si Kacamata, Gak banyak bicara, Grogian pas presentasi)
  3. Jourdy (Si Jangkung, Tekun, Tawadu, Rajin Shalat, Pinter, Panutan kita semua) 
  4. Riko Prasetyo (Si Rame, Pencair Suasana, Ramah, Supel, Hobby Ngledekin, Doyan Ngomong) 
  5. Indah Lestari (Si tukang teriak, Heboh, Gamer, Suka Debat, Sering Salting Kalau...:0)
  6. Danu Septiansyah (Abang tetua, Paling Seru, Gokil, Doyan minta Makan, Paling berani argumen) 
  7. Darwis Indra Permana (Si Bewok, Pinter Berpendapat, Paling Jago Ngelawak, Tau arah mata angin, Suka nGOBROL, Santuy) 
  8. Triyono Andik Priyanto (Mase Sistem Informasi, Tetua namber wan, Ramah, Penengah, Jadi Team Tengah kelas)


Kalau ada kejadian unik, kenapa gak diabadikan. TEMEN KULIAH ini yang 4 tahun awal dan akhir jadi keluarga bukan hanya sekedar teman kenalan :
  1. Ines Lagi, Lagi-lagi Ines (Kerja kelompok, curcol, Nyari makan, Nonton)
  2. Riko, team a day, member balikos termuda 
  3. Bagas, kembaran Riko, kemana-mana bareng,dari awal (2017) ampe sekarang (2019)  
  4. Temen Jalan Rame-rame (Curug Cilember Agustus 2019)


Orang yang berilmu, kadang memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan mengajarkan kepada yang lain. Beberapa yang saya jadikan GURU DAN SUHU berikut TIPS & TRIK bagaimana mereka bisa ahli di Bidannya:
  1. Haqy (Programmer codeCiptaSejahtera) 
  2. Eldy Taufiq (Vice Precident 2018 & Precident 2019 BRITZONE Jakarta)

Mengenal kawan sejak lama, juga candu yang waktu saja bisa diluapkan menjadi MASA LALU ANGSA 2009 (SD 4 Lumbir), tapi ingatan-ingatan masin,pahit,malu,atau benci dan cinta masih lebih banyak diingat dari pada intensitas untuk bertemu :


Kumpulan "LIRIK LAGU "dari  :


Perjalanan "UNLOCK Metro TV " belajar mandiri di negara ini  :


    Kumpulan "INFO MENARIK"dari berbagai sisi dan kejadian :
    1.  7 Pesan Setiap Ayah kepada Anak Perempuannya Tentang Pria
    2.  Seputar Lidah Buaya (Aloe Vera) 
    3.  6 Manfaat Daun Kucay untuk Kesehatan (Bisa Mencegah Kanker) 
    4.  Bunga Sepatu, Si Cantik yang punya Sejuta Manfaat 
    5.  12 Khasiat Makan Nangka, Nomor 7 Idaman Kaum Perempuan 
    6.  Kisah OJOL dan CUSTOMER di Pagi Hari (Kisah NYATA gaes) 
    7.  Kisah OJOL part II - Ketemu Ahmad Basir (Kawan Kerja Lama)
    8.  Lift Berasa Left  
    9.  Produktif di Waktu Luang? Kenapa Tidak !!! 
    10.  Huru -Hara adalah...? 
    11. Tips Tugas Kuliah Bebas Lepas

     Kumpulan "PUISI dari LILIS untuk hal yang tidak bisa TERSAMPAIKAN" dari tindakan, kekecewaan, kebahagiana, Menahan Perasaan dan Perjuangan  :
    1. Abu - Abu 
    2. Ayah Dengar Keluhku 
    3. Bahu Ini 
    4. Kisah Buah & Mata Pisau 
    5. Bumi Edan 
    6. Istana Tua Jakarta 
    7. Jejak Lembaran Malam 
    8. Selembar Daun Menguning 
    9. Jum'at Mubarrak 
    10. Lidahku Penentu Kami 
    11. Laju Berbahasa Tumit
    12. Anak Rantau - Kasih dibalik Kisah 
    13. (B)Ijak Diri
    14. Perhelatan Sebuah Pengukuhan
    15. Kamu Akan Terus Hebat 
    16. BERSERAH- Sebuah Coretan Akhir Tahun
    17. Kita Sempat Mengisi Ruang

    Sharing Sesion with "AHMAD RIFA'I RIF'AN" bersama GRIYA MENULIS INDONESIA :


    Tentang  sebuah buku yabg mampu membuat pikiran lebih terbuka, seperti jendela yang membawa air segar. "RIVIEW BUKU" jadi apresiasi untuk para penulis yang membuat kesan dari judul :
    1. Teman Berjuang - Indra Sugiarto 
    2. Man Shabara Zhafira - Ahmad Rifa'i Rif'an
    3. Senja, Hujan & Cerita yang telah usai - Boy Candra 
    4. OLES - Vienna untuk Cinta (Kusumastuti Fischer) 
    5. Senja dan Pagi - Alffy Rev & Linka Angelia (True Story) 
    6. NEOMI - Yang baik untuk yang baik (Saful Zaman) 


    Tentang sebuah pena, yang tercatat dengan banyak pelokan mengisyaratkan bahwa hidup tidak selalu mulus, lurus dan penuh arus. Berikut terangkum dalam "PENA KEHIDUPAN", yang saya dedikasikan untuk semua hal yang sudah terlewati : 

    1. Adzan Berkumandang
    2. Mempersilahkan Siang 
    3. Tidak Lebih Seorang Pengembara  
    4. Jatuh Dalam Cinta 
    5. STOP dari KITA 
    6. Membahas Seseorang & Kekaguman 
    7. Hanya Soal Waktu
    8. Rupanya Datang  
    9. Bagaimana Ini 
    10. Merinding di Tengah Hujan 
    11. Bekasnya Masih Tersisa Until Now 
    12. Penuhi Mimpi dengan DIA 
    13. Duduk Bersama Cerita 
    14. Kesederhanaan yang Bertemu Kerinduan 
    15. Ayah Untuk Ayah Saja 
    16. Si Penyedu Makna 
    17. Serba Serbi DO'A 
    18. Dampak Media Sosial 
    19. Tau Jarang Terjadi 
    20. Kemuliaan dari Korban 
    21. Sumpah Pemuda, 91 Tahun Menggenggam Tekad dan Asa 
    22. Terus Berlanjut 
    23. Sepertiga Penikmat Pagi 
    24. Selarik Pesan 
    25. Obrolan Sejati 
    26. Pemandang Selatan di Tujuan
    27. Komunikasi Itu ? 
    28. Matahari Kala Pagi 
    29. Debu Pada Waktu 
    30. Harapan & Tantangan
    31. Dialah Payung dalam Kehidupanku, Dia Kakakku !!  
    32. Mahasiswa, Pengusaha & Ulama 
    33. Memahami Hakikat 
    34. Jangan Meninggikan Gengsi 
    35. Untuk Oktober Kembali 
    36. Jangan Terlalu Dekat & Jauh Juga
    37. Seputar Pertemuan Maya
    38. Diemnya Kok Kebangetan !!! 
    39. You Have a New Message 
    40. Daun & Kata Cinta (Raj Mahotra) 
    41. Seandainya Ada Pengakuan Diri
    42. Untuk Pemilik Hati 
    43. Kehilangan Sesaat 
    44. Masa Lalu 
    45. Sanggup 
    46. Ayah Pada Waktu 
    47. Hujan dan Lalai
    48. Tajam Tak Bertulang  
    49. Batas Pergi 
    50. Persamaan vs Perbedaan 
    51. Lebih Tepat 
    52. Zona Nyaman 
    53. Hanya Singgah 
    54. Tidak ada Tempat untuk Sia-sia 
    55. Raja Persepsi
    56. Mimpi Bijak 
    57. Mata & Hati  
    58. Secarik Kepal Kertas 
    59. Do'a Keramat 
    60. Garis Lurus Masalah 
    61. Semi Bulan Bakti 
    62. Tuan Lampu Merah 2014 
    63. Point Tentangmu 
    64. Per-KATA-an 
    65. Sistem Zonasi Jalaran Soko Kulino 
    66. Tabungan Rapuh 
    67. Penunggu Rasa


    Untuk rasa yang mulai tumbuh, kehadirannya yang muncul di kepala, juga beberapa ketidakberanian mengutarakan rasa "CERPEN" jadi salah satu hitam putih di masanya:
    1. Perpisahan yang Lahir dari Perkenalan 
    2. Awal Kenalan Menjadi Ujian (Kisah seminyata Penulis) 
    3. Tentang Menyatukan Ego, Beda Karakter !! 
    4. Who Am I ???
    5. Romance Reuni 
    6. Aku yang Mencintaimu, Bukan Dia 
    7. Minder Iyah Buang Saja 
    8. Origami 
    9. You Are My Future 
    10. Melangkah Pasti


    Berbicara tentang motivation, kita akan disuguhkan dengan kata dan kalimat yang semakin membekas juga menguatkan semua harapan, mimpi-mimpi dan kesabaran. Termasuk sebuah "QUOTES Of The DAY" berikut, adalah dasar ketika penulis mengolah cipta,rasa dan karsa :
    1. Quotes - Ujung Semi Sendiri
    2. Quotes - Berebut Hati
    3. Quotes - Berani Jatuh Cinta 
    4. Quotes - Kuasa Diri 
    5. Quotes - Lebih ke Do'a
    6. Quotes - Sedang Mengadu Sementara 
    7. Quotes - Biar Tenang, Lebih Kesan 
    8. Quotes - Bahagia di Sekeliling Bahagia 
    9. Quotes - Jangan Hentikan 
    10. Quotes - Sebentar Saya 
    11. Quotes - Komando Sejarawan 
    12. Quotes - Sebab Lekat Cerita  
    13. Quotes - Chili Chat 
    14. Quotes - Pelepasan Cukup 
    15. Quotes - Larutkan Malam 
    16. Quotes - Bisa ditunjukan lagi ? 
    17. Quotes - Mencukupkan Tau Tentang Sekelilingmu 
    18. Quotes -  Dongengan Siluman Malam 
    19. Quotes - of the Day (16)
    20. Quotes - of the Day (15) 
    21. Quotes - of the Day (14)
    22. Quotes - of the Day (13)
    23. Quotes - of the Day (12)
    24. Quotes - of the Day (11) 
    25. Quotes - of the Day (10) 
    26. Quotes - of the Day (9)
    27. Quotes - of the Day (8)
    28. Quotes - of the Day (7)
    29. Quotes - of the Day (6)
    30. Quotes - of the Day (5)     
    31. Quotes - of the Day (4)
    32. Quotes - of the Day (3)
    33. Quotes - of the Day (2)   
    34. Quotes - of the Day (1) 





    Berani Jatuh Cinta


    Post a Comment

    0 Comments

    Comments